Sabtu, 06 Oktober 2012

Kesabaran yang berbuat Manis untukku

-->
Kesabaran Yang berbuah Manis Untukku

Menyadarkan diri…. bahwa diriku… tak lagi kau butuhkan
Hanya jadi cerita… kisah singkat masa lalu yang mungkin tak terlupakan…
Awal yang terasa indah sungguh nyaman menentramkan…
Berbalik.. berubah sekejap mata.. Bicara semaunya menilai rendah kasihku…
kau fikir ku pijakkan dalam langkahmu… langkah hidupmu
Sekarang kau bisa… puas tersenyum.. bahagia dengan ruang hidup barumu…
tapi fikirkan… suatu saat nanti… kau akan mengerti sakit yang di hati…
(Ripper Clown_Seperti Diriku)
Yah aku rasa lirik lagu Ripper Clown diatas yang berjudul Seperti diriku bisa menjadi gambaran hatiku saat ini setelah kisah cintaku dengan Pacarku berakhir.
Saat aku sedang duduk sendirian di sebuah pantai memandang lautan lepas didepanku seseorang memanggilku, “Risa” aku menoleh. “Kak Riski” ucapku kaget dan buru- buru berdiri saat melihat Kak Riski sudah berada disampingku.
“Risa kamu kenapa, kok nangis?” tanya Kak Riski curiga. “Enggak kok Kak aku Cuma kelilipan aja” ucapku mengelak dan buru – buru menghapus air mataku yang tersisa. “Risa Kamu itu gak pinter bohong, Kamu kenapa?” tanya Kak Riski lembut membuatku tidak bisa mengelak lagi.
“Aku putus sama Dion Kak” ucapku pelan setelah aku kembali duduk. “Kok bisa?” tanya Kak Riski kaget dan segera mengambil posisi duduk disebelahku, “dia udah mainin aku Kak” jawabku pelan.
“Maksud kamu?” tanya Kak Riski lagi. “Selama ini dia belum putus sama mantannya Kak and dia Cuma jadiin aku sebagai pelarian doank di saat dia lagi bermasalah sama pacarnya” ucapku mulai menangis, membuat Kak Riski iba dan merangkulku.
“Risa putus cinta itu udah biasa jadi kamu gak usah nangis lagi ya? jadiin aja ini sebagai pelajaran buat kamu supaya gak gampang percaya lagi sama perkataan orang” nasihat Kak Riski bijak setelah aku selesai mengeluarkan semua ganjalan di hatiku, Aku terdiam.
“Lagipula Kamu itu masih muda Ris, jalan hidupmu masih panjang and masih banyak cowok yang pasti jauh lebih baik dari si Dion kok, Jadi gak usah sedih lagi ya anggap aja dia bukan jodohmu” lanjut Kak Riski lagi membuatku langsung memandangnya “Makasih ya Kak” ucapku sambil melepaskan diri dari rangkulan kak Riski. “Iya sama – sama Risa” ucap Kak Riski tersenyum. “By the Way Kak Riski kesini sama siapa?” tanyaku lagi. “Sendiri, Kamu?’ tanya Kak Riski balik. “Sama aku juga sendiri” jawabku singkat. “Tumben, mang teman – temanmu pada kemana?” tanya Kak Riski lagi “gak tau Kak coz hari ini aku belum dapet komunikasi and ketemu sama mereka sich” jawabku lagi.
“Oiya cewek Kakak mana kok gak diajak kesini?” tanyaku lagi membuat Kak Riski terdiam. “Aku udah gak punya cewek Ris” ucap Kak Riski singkat. “Kok bisa? Mangnya ceweknya Kakak kenapa?” tanyaku bertubi – tubi karena heran.
“Dia di jodohin sama ortunya  Ris and karang udah pindah keluar kota” jawab Kak Riski pelan dengan ekpresi wajah yang sedih. “O… gitu, Maaf ya Kak kalau pertanyaanku ini bikin Kakak sedih” ucapku menyesal.
“apaan sich Ris, gak usah minta maaf gitu kali. Aku gak apa – apa kok” jawab Kak Riski tersenyum. “awalnya sich aku emang shock and gak terima tapi lama – kelamaan aku mikir walau aku gak jadi sama dia toh hidup aku terus berjalan jadi buat apa aku terlalu terpaku sama masalah ini, mungkin dia emang buka jodohku” lanjut Kak Riski tersenyum.
“Yups bener banget tuh Kak, yang sabar aja ya aku yakin Kakak bakalan dapet cewek yang mungkin jauh lebih baik dari dia kok” ucapku tersenyum. “Makasih ya Ris buat doanya” ucap Kak Riski tersenyum memandangku.
“Yups sama – sama Kak” jawabku singkat. Saat ini perasaanku campur aduk antara sedih karena habis putus dengan pacarku, sedih mendengar kisah cinta Kak Riski yang kandas di tengah jalan namun senang karena ternyata saat ini kami sama – sama jomblo.
Jujur dari awal mengenal Kak Riski aku sudah tertarik dengannya namun karena saat itu dia sudah punya pacar makanya aku memutuskan untuk mundur, awalnya aku tidak mau menyerah untuk mendapatkan hati Kak Riski namun saat bertemu dengan Della Pacar Kak Riski dan melihat bagaimana hubungan mereka aku sadar dan memutuskan untuk mundur teratur.
Hingga akhirnya aku bertemu dengan Dion dan menjalin hubungan dengannya, namun setelah 6 bulan berlalu akhirnya aku tau kalau selama ini  Dion hanyan mempermainkanku, walau sedih dan kecewa namun aku harus bisa menerima ini semua.
Malam harinya saat aku tengah duduk di balkon kamar, Teman – temanku datang. “Malam Risa” sapa Venny dan Melly bersamaan. “Malam juga tumben dateng gak bilang – bilang?” tanyaku saat mereka sudah duduk disampingku. “Gak kenapa sich kebetulan tadi kami lewat jadi sekalian aja mampir” jawab Venny tersenyum. “oiya gimana hubunganmu sama Dion Ris? tanya Venny lagi.
 “Hm.. aku udah putus sama dia Ven” jawabku sedih. “Kok bisa?” tanya Venny dan Melly bersamaan. Akupun segera menceritakan peritiwa yang terjadi tadi siang disaat aku memergoki Dion tengah makan bersama seorang cewek di sebuah Mall.
 “O.. gitu, Ya udah sabar aja ya Ris entar juga dapet gantinya” ujar Melly merangkulku. “Yups bener tuh Ris kamu sabar aja ya entar kita bantu nyari – nyari yang baru deh” Ujar Venny ikutan merangkulku. “Makasih ya” ucapku tersenyum. “Sama – sama Risa” ucap Venny dan Melly bersamaan.
Saat itulah Ibuku datang dan memberi tau kami bahwa Dion datang jelas saja hal itu membuat kami bertiga kaget dan saling pandang. “ngapain dia kesini? Pede banget jadi orang?” ucap Melly heran. “Iya, terus gimana mau ditemuin gak?” tanya Venny sambil memandangku. “Males ah bikin emosi aja” jawabku ketus.
“Ibu tolong bilangin sama Dion aku udah tidur atau apalah aku males ketemu dia” ucapku  malas membuat Ibuku tidak bisa berkomentar apa – apa dan pergi meninggalkan kamarku. tidak lama kemudian aku mendengar suara motor Dion yang pergi meninggalkan rumahku. Saat tengah mengobrol dengan Melly dan Venny handphoneku berdering 1 sms masuk dari Dion disitu tertulis:
“ Risa maafin aku ya karena udah ngecewain kamu. Tapi perlu kamu tau aku bener – bener sayang sama kamu dan pingin milikin kamu tapi aku gak bisa kalau harus ninggalin Dewi sekarang karena suatu alasan sekali lagi maafin aku ya Ris”.
Selesai membaca sms itu Risa kembali menangis membuat Melly dan Venny yang tengah asyik membaca majalah langsung menghentikan kegiatan mereka dan mengalihkan pandangan mereka ke arahku, “Kamu kenapa Ris?” tanya Venny bingung sedangkan Melly langsung meraih handphoneku dan membaca sms yang Dion kirim barusan.
“Udahlah Ris jangan nangis lagi Dion itu gak pantes untuk kamu tangisin masih banyak hal yang lebih berharga dari pada Dion untuk air matamu itu” jawab Melly bijak. “Iya bener kata Melly Ris, udah jangan nangis lagi ya toh masih ada Kak Riski cowok yang kamu sayang dari dulu” ucap Venny mengingatkanku membuatku terdiam sejenak dan buru – buru menghapus air mataku, “Thanks ya” ucapku pelan. Mereka mengangguk.
Hari berganti hari minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan tidak terasa 3 bulan telah berlalu dan aku sudah mulai bisa melupakan semua kenanganku bersama Dion dan mulai belajar untuk membuka hati untuk cowok lain walau sebenarnya aku masih berharap bisa pacaran dengan Kak Riski namun ternyata Tuhan berkehendak lain dan belum mengijinkanku untuk berpacaran dengan Kak Riski karena 1 bulan setelah Kak Riski putus dari pacarnya Dia di pindah tugaskan oleh kantornya ke kota lain.
Awalnya aku sempat shock karena lagi – lagi aku harus kehilangan orang yang berarti dalam hidupku tapi mengingat statusku yang hanya berteman denga Kak Riski aku berusaha menerima itu semua dan aku bersyukur walau kami berjauhan komunikasi diantara kami tetap berjalan dengan baik.
Satu tahun berlalu semenjak Kak Riski pindah keluar kota dan proyek terbaru yang dia kerjakan pun telah selesai sehingga dia bisa kembali lagi ke kota ini tentu saja hal itu membuatku merasa senang banget karena bisa kembali bertemu dan berkumpul bersama Kak Riski dan sore ini aku berinisiatif menjemput Kak Riski di Bandara bersama Venny dan Melly.
“Hai Ris” sapa kak Riski saat melihatku duduk di ruang tunggu, akupun bangkit. “Hai juga Kak” jawabku tersenyum. “Kok gak bilang – bilang sich mau jemput aku?” tanya Kak Riski setelah kami saling berhadapan. “gak kenapa sich Cuma mau buat surprise aja buat kakak” ucapku tersenyum membuat Kak Riski ikutan tersenyum.
“by the way kesini sama siapa Ris?” tanya Kak Riski lagi saat melihatku hanya sendirian, belum sempat aku menjawab Melly dan Venny telah kembali dari membeli minuman dan langsung bergabung bersama kami.
 “Hai kak Riski” sapa Venny dan Melly bersamaan. “Hai juga” balas kak Riski , “Makasih ya udah mau nemenin adik aku disini” lanjut Kak Riski lagi sambil tersenyum melirikku.
 “Hm.. adik ketemu gede ya” ucap Venny tersenyum usil “apaan sich Ven gak usah usil deh” jawabku sewot membuat Venny dan Kak Riski tertawa. “udah - udah gak usah ribut gitu mending kita pulang aja yuk udah makin sore nich” ucap Melly mengusulkan kami menurut.
Malam harinya Melly dan Venny datang ke rumahku setelah mereka tau kalau kak Riski sedang berkunjung kerumahku. Saat kami tengah membantu Bi Ijah menyiapkan minuman dan camilan Venny dan Melly memintaku untuk mengajak kak Riski pergi bareng mereka malam minggu besok karena kebetulan mereka berdua hendak pergi dengan pacar mereka masing – masing. awalnya aku menolak permintaan Melly dan Venny namun mereka berdua keburu mengajak kak Riski pergi.
“Oke deh kebetulan aku emang pingin ngajak Risa jalan – jalan kok dan aku rasa pergi bareng – bareng juga seru” jawab kak Riski tersenyum membuatku refleks memandangnya, aku melihat kak Riski tersenyum memandangku.
“Kamu bisa temenin aku jalan – jalan kan besok?” tanya Kak Riski aku mengangguk. “Sipp deh kalau gitu malam minggu ini kita pergi bareng ya?” tanya Venny memastikan Kak Riski mengangguk.
Sesuai rencana malam minggu ini kami pergi bareng saat aku hendak menghampiri Kak Riski yang tengah memesan makanan aku bertabrakan dengan seseorang.
“Bruk”, “Maaf” ucap seseorang yang menabrakku, “Risa” ucap seseorang yang menabrakku membuatku menoleh dan aku sempat kaget saat melihat Dion ada di depanku.
 “Hai Dion apa kabar?” tanyaku tersenyum dan berusaha santai untuk menutupi kekagetanku tapi aku jadi heran saat melihat Dion tengah memandangku heran sekaligus sedih. “Hm.. aku baik – baik aja kok, kamu gimana?” tanya Dion balik.
“Yah.. seperti yang kamu liat aku baik – baik aja kok” jawabku datar dan tersenyum. “Risa aku” ucap Dion terhenti saat Melly dan Venny datang, “Risa kok lama sich” ucap Melly terhenti saat melihat Dion ada disitu juga  “Dion” ucap Venny kaget sedangkan Melly hanya diam.
“Hay Ven Hai Mel” ucap Dion tersenyum, tapi Melly tetap diam dan Venny hanya tersenyum sekilas. Belum sempat kami bersuara lagi handphone Dion berdering sekilas aku melihat foto wanita yang dulu aku temui sedang makan bersama Dion di tempat ini juga Dion yang menyadari aku melihat foto dan nama yang tertera di layar ponselnya buru – buru mengangkat telpon itu dengan ekpresi wajah yang tidak enak hati.
“Iya sayang aku kesana karang” jawab Dion buru – buru menyudahi obrolan di telponnya dan kembali memandangku. “Ya udah deh Girls aku pergi dulu ya” ucap Dion tersenyum aku mengangguk namun baru selangkah Dion melangkah dia berbalik dan menghampiri aku lagi, tanpa aku duga dia langsung memelukku membuatku kaget dan buru – buru mendorong tubuhnya tapi Dion tetap memelukku. “Risa maafin aku” ucapnya pelan terdengar sedih dan amat menyesal.
“Cukup Dion gak usah ngomong gitu lagi, bagi aku itu udah masa lalu jadi tolong gak usah di bahas lagi” ucapku tegas setelah berhasil melepaskan diri dari pelukkan Dion. “Tapi Ris aku tuh” ucap Dion terhenti saat Melly bersuara.
“Udahlah Yon” ucap Melly terhenti juga saat melihat Kak Riski datang. “Kak Riski” ucapku singkat dan buru – buru bergeser kesamping Kak Riski membuat Kak Riski heran.
“Hm.. Kamu Dion kan?” tanya Kak Riski kepada Dion. “Iya kamu siapa?” tanya Dion balik. “Kenalin Aku Riski pacar baru Risa” jawab Kak Riski tegas membuat aku, Venny dan Melly melongo kaget dan refleks memandang kearah Kak Riski tapi Kak Riski tidak perduli dan tetap melanjutkan aktingnya.
“O.. gitu maaf aku gak tau, selamat ya Ris” ucap Dion tersenyum tapi aku tau saat ini Dion hanya berpura – pura tersenyum untuk menutupin kesedihan dan kekecewaan, namun aku berusaha untuk mengendalikan diri dengan santai menjabat tangannya.
“Makasih” jawabku singkat,  Dionpun segera meninggalkan kami setelah sempat memandang aku dan kak Riski bergantian, Walau kaget aku bersyukur karena Dion mempercayai  ucapan Kak Riski itu.
“Kak Riski” panggilku pelan Kak Riski menoleh, “ada apa Ris?’ tanya Kak Riski. “Makasih ya Kak udah bantu aku barusan” jawabku pelan, Kak Riski tersenyum, memegang ke dua pipiku dan menggeleng.
 “Gak usah bilang makasih gitu Ris aku emang sayang sama kamu kok dan aku pingin miliki kamu, kamu mau gak jadi pacarku?” tanya Kak Riski santai membuatku langsung diam mematung saking kagetnya karena tidak menyangka kak Riski akan berkata seperti itu sat ini. “Akhirnya Kak Riski nembak Risa juga” ucap Venny senang memecah keheningan diantara kami berempat.
“Selamet ya Ris akhirnya cintamu berbalas juga” ucap Melly tersenyum dan langsung memelukku, Veny mengikuti. “Maksud kalian apa sich?” tanya Kak Riski memandang Venny dan Melly bergantian.
 “udah deh Kak gak usah usil gitu dari dulu kakak tau kan kalau Risa nich emang suka sama kakak, ya kan?” tanya Melly membuat Kak Riski tersipu malu. “So kamu mau terima aku jadi pacar kamu gak Ris?” tanya kak Riski lagi,
“Iya Kak aku mau hadi pacar kakak” ucapku tersenyum membuat Kak Riski memandangku penuh arti. “Makasih ya Ris aku sayang banget sama kamu” ucap Kak Riski langsung memelukku dan mengecup keningku.
“Kak Riski apaan sich malu nich banyak orang” jawabku bingung. “Yee.. biarin aja biar semua tau kalau kamu tuh Cuma milik aku” ucap Kak Riski tersenyum membuatku terdiam tanpa bisa berkata apa – apa karena malu.
“Cieh… cieh Risa malu tuh” goda Venny dan Melly bersamaan. “Huss jangan gitu donk kasian kan cewekku di ledekin gitu” ucap Kak Riski sewot untuk membelaku membuatku makin malu dan memukul lengannya pelan. “apan sich Kak jangan usil deh” ucapku ketus membuat Kak Riski, Venny dan Melly tertawa.
Hm.. selesai juga penantianku selama ini akhirnya setelah menunggu selama beberapa lama hari ini aku berhasil medapatkan cintaku, “Terima Kasih Tuhan untuk semua anugerah ini”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...