Senin, 23 Juli 2012

KU Tunggu Cintaku Kembali


Ku Tunggu Cinta-Ku Kembali
 Aku titipkan kotak musik kesayanganku ini kepadamu
Tolong di jaga baik – baik ya…
Semoga kamu selalu setia menungguku…
Orang yang selalu menyayangimu,.. Raditya
Ya diatas adalah surat terakhir yang aku terima dari Raditya kekasihku yang sedang menempuh pendidikannya di Universitas terkenal yang berada di Yogyakarta, awalnya aku tidak bisa menerima keputusan Raditya tersebut tapi setelah aku banyak berfikir dan merenung aku memutuskan untuk tidak bersikap egois dan mengijinkan Raditya untuk menempuh pendidikannya di luar Bali tempat tinggalku saat ini.  
Sore itu aku baru saja selesai menonton film di Bioskop saat di perjalanan pulang tiba – tiba Raditya menghentikan mobilnya di pinggir jalan dekat rumahku. “Lho Say kenapa berhenti disini?” tanyaku bingung namun bukannya menjawab pertanyaanku Raditya malah mengecup keningku dan memelukku erat – erat. “ ada apa Sayang?” tanyaku bingung tapi Raditya tetap diam dan semakin mengeratkan pelukannya.
“Aku sayang banget sama kamu Vin” ucap Raditya pelan. “iya aku tau, aku juga sayang banget sama kamu Dit” ucapku tersenyum sambil mengelus punggung Raditya. “Say besok aku harus pindah ke Yogyakarta” ucap adit pelan dan nyaris tertelan namun kata – kata itu  berhasil membuatku  kaget dan langsung melepaskan diri dari pelukan Raditya. “Kamu beneran mau ninggalin aku?” tanyaku pelan yang di jawab anggukan oleh Radit. “maafin aku Say, aku terpaksa ngelakuin ini” jawab adit pelan dan mulai mengatakan alasan kepindahannya.
“CUKUP… gak usah dilanjutin” potongku keras sambil menutup telingaku dan langsung melangkah keluar mobil, Radit menyusul dan mengejarku kemudian memelukku dari belakang. “LEPAS….” Ucapku berontak tapi Adit tidak mau melepaskanku dan tetap memelukku erat. “Please Say jangan kayak gini aku juga terpaksa ngelakuin ini semua” ucap Radit sedih sedangkan aku terdiam dengan mata berkaca-kaca. “LEPASIN AKU…” teriakku emosi membuat Radit terpaksa melepaskanku. Setelah itu aku langsung berlari kearah rumahku tanpa memperdulikan Radit yang terus memanggil dan mengejarku.
“Lho Vi, kamu kenapa? Kok nangis?” tanya mamaku bingung saat melihatku datang dengan berurai air mata namun aku tidak menjawab pertanyaan itu dan berlari kearah kamarku membanting pintu dan menguncinya. “RADIT BODOH….” Teriakku kencang sambil menarik bad coverku membuat bantal dan boneka yang menghiasi tempat tidurku jatuh berserakan disekeliling tempat tidurku setelah itu aku jatuh terduduk lemas dengan air mata yang mengalir deras dari kedua mataku, hatiku hancur aku sedih dan kecewa akan keputusan Radit itu.
Tok… tok… “Ravina buka pintunya” suara ketukan pintu dan suara mamaku membangunkanku, entah sejak kapan aku tertidur yang jelas saat aku bangun keadaan kamarku sudah gelap gulita, dengan langkah gontai aku menghidupkan lampu kamarku dan membukakan pintu untuk mamaku. “Sayang kamu baik – baik aja kan?” tanya mamaku lembut namun terdengar cemas. Aku mengangguk dan melangkah kearah kasur dan duduk. “tadi Radit dateng, dia udah jelasin apa yang terjadi pada hubungan kalian” ujar mamaku hati-hati, aku diam. “Bukannya mama mau ikut campur urusan kalian tapi mama Cuma minta sama kamu untuk berfikir dewasa supaya kamu tidak menyesali keputusanmu” ucap Mama bijak sambil membelai rambutku lembut. “iya Ma, Vina tau” jawabku pelan. “ya udah kamu mandi aja dulu, terus makan ya mama mau siapin makan malam dulu” lanjut mamaku terseyum. Setelah kepergian mamaku aku kembali merenung.
Setelah makan malam aku kembali ke kamar dan duduk di balkon kamarku sambil memandang langit yang dihiasi beribu – ribu bintang, saat itulah aku teringat dengan hpku yang aku silent sejak pergi dengan Adit tadi siang dengan malas aku melangkah kearah tasku yang tergeletak begitu saja di samping tempat tidurku yang sudah rapi, saat aku hendak menyentuh hpku pintu kamarku diketuk “ya masuk” jawaku singkat “ada apa Ma?” tanyaku saat melihat mamaku datang. “ada Adit di bawah”jawab mamaku singkat
“Eits jangan bilang kamu gak mau nemuin Adit ya dari tadi dia telponin rumah terus gara – gara dia telpon kamu gak diangkat dan dia sms juga gak mau kamu bales” lanjut mamaku saat melihat ekpresi wajahku yang hendak membantah. “iya dari tadi hpnya Aku silent, nih baru mau aku ambil” jawabku datar sambil mengambil hp di tasku dan aku tercengang saat melihat layar hpku yang tertera tulisan 50 panggilan tak terjawab dan 40 sms dari nomer Radit, “kenapa sayang?” tanya mamaku heran saat melihat ekspresi wajahku. “tuh kan ayo buruan temuin Radit kasian dia soalnya mama rasa dia cemas banget sama keadaanmu” bujuk mamaku lembut. Walau enggan aku menuruti kata – kata mamaku itu dan mengikuti mamaku turun keruang tamu.
Saat melihatku wajah Adit yang awalnya terlihat kusut langsung berubah ceria dan dia langsung menghampiriku dan memelukku. “alhamdulillah kamu baik – baik aja” ucap Radit lega tapi aku hanya diam aku melihat mamaku tersenyum penuh arti saat memandangku sebelum akhirnya pergi meninggalkan kami berdua. “Sorry tadi hpku aku silent jadi aku gak tau kamu telpon and sms aku” jawabku pelan saat kami duduk berdua di teras rumah. “iya gak apa – apa mamamu udah jelasin semua tadi” jawab Adit tersenyum.
“Vin maafin aku ya untuk masalah tadi sore” jawab adit sedih. “ enggak harusnya aku yang minta maaf sama kamu karena aku udah egois dan setelah aku pikir – pikir aku ijinin kamu pergi untuk kuliah di Jogja” ucapku berusaha menahan air mata yang aku rasa sudah menumpuk di pelupuk mataku. Radit langsung memelukku erat, “makasih ya Vin, aku janji Vin aku akan selalu kasih kabar sama kamu dan aku akan usahain untuk selalu pulang jenguk kamu kalo aku sedang libur kuliah” jawab Radit mantap.
saat mendengar kata – kata Radit itulah air mataku tidak bisa aku tahan lagi dan aku langsung menangis di dalam pelukan Radit. “ Maafin aku ya sayang karena harus ngelakuin ini tapi aku berterima kasih banget sama kamu karena udah mau ngertiin posisiku, aku bersyukur banget bisa punya pacar yang pengertian kayak kamu” jawab Adit terseyum sambil mengusap air mataku.
Keesokan harinya sesuai rencana aku mengantar Adit ke bandara selagi menunggu jam keberangkatan pesawat Radit selalu menggenggam tanganku dan melarangku untuk jauh – jauh darinya walau risih namun aku bisa mengerti dan menuruti saja permintaan Raditya tersebut. saat jam keberangkatan pesawat sudah dekat Raditya mengecup kening dan kedua pipiku mesra kemudian memelukku erat, “aku pergi dulu ya Sayang, jaga diri baik-baik, I Love You’” bisik Adit tepat ditelingaku aku mengangguk. “Love You to, kamu juga jaga diri baik-baik ya sayang” ucapku berusaha tersenyum tegar walau hatiku teramat sedih dan sesak.
“Aku pasti bakalan kangen bangen sama kamu say” ucap Adit lagi kemudian mengecup keningku lagi lebih lama dari sebelumnya dan dia memberikanku sebuah kotak merah kecil. “apa ini?’ tanyaku heran. “jaga ini baik – baik ya sayang” pinta Adit tersenyum “Iya” jawabku singkat. “Ya udah aku berangkat dulu ya sayang” jawab Radit lagi berusaha tegar walau aku tau saat ini Adit merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan saat ini. “hati – hati ya Sayang” ucapku lagi Radit tersenyum dan melangkah meninggalkanku dan aku pun segera pergi meninggalkan bandara saat aku lihat pesawat yang Radit tumpangi sudah hilang dibalik awan.
Sejak hari itu kami berhubungan jarak jauh alias Long Distance awalnya aku merasa berat untuk menjalani hubungan jarak jauh seperti ini, namun dengan seiring berjalannya waktu Aku mulai terbiasa dengan hubungan Long Distance ini, lagipula Radit sudah menepati janjinya dengan selalu memberikanku kabar dan datang menjenggukku disaat dia sedang libur kuliah, sehingga aku tidak merasa sedang menjalani pacaran jarak jauh dengannya. “Sayang” panggilku saat kami sedang duduk berdua di pantai saat Radit sedang liburan ke Bali 2 tahun yang lalu. “ada apa Sayang?” tanya Radit balik. “Kamu gak capek bolak – balik Jogja Bali terus?” tanyaku pelan.
“Emang kenapa?” tanya Radit heran. “ gak kenapa sich aku gak mau aja kamu jadi sakit and kenapa – kenapa gara – gara kecapean bolak balik Jogja Bali terus” jawabku berusaha memberi perngertian kepada Adit. “O..gitu, thanks ya sayang buat perhatianmu tapi kamu tenang aja aku gak kenapa – kenapa kok, malah aku seneng bisa bolak – balik Jogja Bali gini, lagian aku kan gak selalu pulang pas lagi libur, paling juga kalu libur agak lama baru deh aku pulang” jawab Radit tersenyum sambil membelai rambutku. “Makasih ya Sayang udah mau ngelakuin ini buat aku” ucapku tersenyum. “Apan sich Sayang jangan ngomong gitu ah gak enak banget di dengarnya” jawab Raditya yang langsung aku turuti.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan tahun berganti tahun, tidak terasa 4 tahun telah berlalu Adit sudah menyelesaikan kuliahnya dan akan kembali ke Bali dan sesuai rencana sore itu Aku menjemput Radit di Bandara Ngurah Rai. saat melihatku tanpa bisa aku cegah Radit langsung memelukku dan mencium kening dan kedua pipiku, “Aku kangen banget sama kamu Say. Thanks ya udah mau jemput aku” Jawab Radit sambil memelukku erat, aku mengangguk. Setelah itu kami menikah 2 tahun kemudian setelah Raditya menjadi Wiraswasta dan menetap di Bali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...