Selasa, 26 Desember 2017

Tentang Desember I



TENTANG DESEMBER I


Desember datang lagi, bulan kelahiranku datang lagi. tinggal menghitung hari umur ku akan bertambah 1 tahun lagi menjadi 27 tahun. mungkin untuk sebagian orang umur 27 tahun itu umur yang sudah terbilang matang dalam kehidupan, dimana alangkah baiknya di usia itu seseorang terutama perempuan sudah memiliki keluarga baru yang terdiri dari suami, serta anak – anak, dan terlepas dari ke 2 orang tua. Tapi sayang hal itu tidak berlaku untuk diriku, karena sampai saat ini aku masih sendiri belum terikat dalam suatu maghligai pernikahan.
Bukannya aku tidak siap atau belum mau menikah namun jodoh lah yang belum datang menemuiku. Memang saat ini aku memiliki seorang kekasih namun aku tak yakin akan melangkah ke jenjang pernikahan dengannya. Bagi dia aku bukan tipe wanita yang cocok untuk di jadikan istri begitu juga dengan ku yang merasa dia bukan calon imam yang  baik untukku. Memang dia itu tampan dan beramal ibadah yang inshaalah baik namun sikap nya yang plin – plan dan terkadang kasar pada ku yang  membuat ku enggan untuk menapaki maghligai pernikahan dengannya.
Mungkin kalian berfikir untuk apa kami masih bertahan dalam suatu hubungan jika salah 1 dari kami masih sanksi atas kelangsungan hubungan kami ini. Jawabannya adalah karena rasa sayang yang masih kami miliki di dalam hati kami masing – masing serta rentan waktu yang terbilang cukup lama untuk kami bersama yaitu 3 tahun.
Tiga tahun itu bukan waktu yang sebentar, karena selama 3 tahun seseorang lulus dari sekolah menengah pertama atau sekolah menengah keatas. Tak gampang bagi kami untuk tetap berada dalam suatu hubungan yang Alhamdulillah masih berjalan hingga saat ini. Sudah banyak cerita yang kami torehkan di buku cinta kami tentang kisah kasih kami yang tentunya tidak selalu adem ayem saja. Ada saatnya pertikaan dan perselisihan mewarnai hubungan kami namun Alhamdulillah bisa kami lewati walau terkadang makan hati.
Jujur walau rasa pesimis itu ada namun aku tak bisa memungkiri bahwa keinginan untuk terus bersamanya dalam suatu pernikahan itu masih tertanam di dalam ladang hati ku yang sudah tidak berwarna lagi. Sudah banyak tumbuhan yang mekar dan gugur di sana namun selalu ada tumbuhan baru yang lahir dan menggantikan mereka yang telah gugur.
Memang selama masa pacaran kami 3 tahun itu aku sering membuat rasa sakit untuknya karena sikap ku yang tidak baik sehingga membuat keyakinan nya untuk memperistriku luntur sedikit demi sedikit. Tak jarang dia bertanya kenapa aku tidak ingin meninggalkannya setiap rasa sakit aku rasa Karena ulahnya, dan lagi – lagi aku hanya bisa menjawab “aku masih sayang dia” sok puitis memang namun itulah yang aku rasakan.
Dia memang tampan namun ketampanan itu seolah tak ada artinya jika dia tidak bisa memberi rasa nyaman untukku saat tengah bersamanya. Dan akhirnya aku menyerah di desember 2017 ini. Aku luluskan permintaan dia untuk berpisah walau banjir air mata sempat menghampiriku. Sakit rasanya saat menyadari perjuangan tak ada artinya untuk nya.
Usaha ku untuk tetap mengalah dan terus bersabar menghadapi semua ketidaknyamanan yang aku rasa karena ulahnya terpaksa harus aku hentikan di akhir desember 2017 ini disaat hari kelahiranku tinggal beberapa hari lagi. Awalnya aku tetap ingin bertahan namun sikapnya telah membuat ku sangat kecewa.
Aku merasa kebenciannya padaku begitu besar sehingga emosi yang selalu aku terima saat tengah bersamanya. Aku pun memutuskan untuk pasrah dan menghentikan mimpi indahku bersanding dengannya di pelaminan seperti yang di ridhoi oleh sang maha kuasa 

   Jangan tanyakan lagi tentang dia kepadaku... 
   karena itu hanya akan membuka kembali luka di hatiku karena ulahnya... 
  Biarkan lah aku iyakan keinginannya dan merelakan waktu 3 tahun yang kami jalani bersama - sama menjadi sia - sia hingga tinggal cerita tanpa ada akhir yang nyata dalam kebahagiaan. 


Denpasar 20 Desember 2017 
Tentang hati yang tersakiti 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...