Selasa, 23 Januari 2018

Tentang Desember II



TENTANG DESEMBER 2

"Saya terima nikah dan kawinnya Aliyanah Nur Ramadhani binti Suherman dengan mas kawin 5 gram emas dan seperangkat alat sholat di bayar  tunai.
"SAH" ucap semua orang yang berada di ruangan itu saat Argan selesai mengucapkan kalimat ijab kabulnya.
Tangis haru mulai terdengar di ruangan itu mengiringi helaan nafas legaku. Detik ini juga status ku sudah  berubah menjadi Nona Arganta Wibawa seorang lelaki keturunan Jawa yang aku  kenal dari temanku dua tahun yang lalu. Seorang lelaki yang pernah tersakiti karena ulah gilaku yang membuat rencana pernikahan yang sudah di susun menjadi berantakan.
Seseorang pria yang aku tau sangat menyayangiku sehingga mampu mengabaikan lukanya dan memaafkanku, membuat ku sangat berterimakasih padanya. Tak mudah untukku kembali mendapat kepercayaan dari dia  dan keluarganya namun alhamdulillah dengan niatku yang benar – benar  tulus untuk meminta maaf luka itu bisa sembuh walau mungkin masih membengkas.
“hm.. kamu jangan aneh – aneh lagi ya sayang, sekarang rencana pernikahan udah disusun” ucap Argan berulang – ulang agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sama.
inshaallah, bodoh banget aku kalau sampai kayak gitu lagi” jawabku bergidik ngeri karena takut.
Teringat kembali bagaimana ekpresi kecewa Argan dan keluarganya saat tragedi pahit itu terjadi satu tahun yang lalu. Masih terasa jelas bagaimana malu nya aku pada keluarganya karena mengabaikan nasehat mereka tentang hubunganku dengan Argan. Padahal keluarga sudah menyetujui hubungan kami dan  meminta kami untuk bersabar hingga acara pernikahan kakak Argan selesai di gelar. Saat itu kakaknya bilang dalam tradisi keluarganya tidak boleh ada pernikahan yang terjadi lebih dari satu kali di tahun yang sama.
Bukan Cuma hanya keluarga Argan keluargaku dan teman – temanku pun kecewa dengan apa yang aku perbuat saat itu. Mereka semua bingung kenapa aku memilih untuk kembali kepada lelaki yang sudah jelas – jelas tidak berniat serius untuk menikahiku. (baca kisahku di halama Blog Ku tanggal 25 Desember 2017 yang berjudul cerita yang telat di uploud Tentang Desember 1).
Namun ternyata Allah masih memberikan ujian untukku. Beliau masih menyelipkan sedikit kisah masa lalu yang harus aku hadapi setelah pernikahanku.
“Aliya” seseorang menyapaku. Saat mengetahui siapa orang itu aku sempat tersentak kaget dan buru – buru menetralkan hatiku “Aku sudah menikah” ucapku dalam hati.
“Hai Al” jawabku menututupi kekagetanku dengan senyuman.
“Apa kabar Kamu Al?” tanya Ali balik.
“Alhamdulillah baik” jawabku singkat, “Kamu gimana?” lanjutku.
“Ahamdulillah baik, kamu lagi ngapain disini?” tanya Ali saat melihatku tengah berada di jalur tunggu mobil di depan kantorku.
“Lagi nunggu suamiku Li” jawabku santai namun berhasil membuat Ali terdiam dengan ekpresi wajah yang kaget. Aku lupa kalau Ali belum mengetahui soal pernikahanku dengan Argan. Aku sengaja tidak mengundangnya karena tak ingin ada masalah di hari bahagiaku itu. Aku tau Argan masih menyimpan sedikit luka karena Ali.
“kapan kamu nikah Al?” tanya Ali dengar suara yang terdengar bergetar.
“Alhamdulillah udah mau dua bulan Al, kamu juga udah mau nikah kan?” tanyaku basa – basi teringat gosip soal Ali yang membawa pulang seorang cewek saat dia pulkam dulu.
“kamu  jangan bikin gosip Aliya” jawab Ali tak suka.
“Maaf aku Cuma denger kabar aja” jawabku tak enak hati.
Tak bisa aku pungkiri ada sedikit rasa kecewa di hatiku mengingat kegagalan hubungan kami yang sudah berjalan hampir tiga tahun. Bahkan aku sempat dilanda sakit hati yang cukup lama saat mendengar berita soal  Ali yang membawa cewek pulang disaat kami baru saja putus.
Betapa sakit hatiku saat mengetahui orang yang paling anti jadi bahan omongan orang di sekitar membawa pulang seorang cewek di saat semua tetangga dan keluarga tau kalau kami masih berpacaran. Entah berapa banyak air mata yang aku keluarkan demi meringankan rasa sakit hati yang amat sangat karena ulah kedua orang yang aku percaya.
Di tengah keterpurukan itulah Argan datang, awalnya dia hanya ingin membantuku untuk bangkit dan tersenyum lagi namun karena itu pula hubungan kami yang sempat memanas mulai mendingin hingga reda terbawa angin. Arga membantuku menyembuhkan luka hatiku. 

Qamarun.... Qamarun... Qamarun Sindanan Nabi Qamarun......
Wajamil..... Wajamil.... Wajamil Sidannan Nabi Wajamil....

Lagu Qomarun mengalun dari handphoneku menampilkan foto ku dan Argan yang terbalut busana adat jawa kombinasi hijau muda dan putih. Aku menulis kontak Argan dengan nama  My Husband.  “Ya mas aku udah di depan kantor, tak tunggu ya hati – hati” ucapku saat telpon masuk dari Argan.
“Ternyata kamu beneran nikah sama Argan ya Al” jawab Ali tersenyum dengan sorot mata yang terlihat sedih, aku terdiam tak tau harus berkata apa.
Ingin meluapkan emosi karena penghianatan yang Ali lakukan bersama dewi temanku pun tak bisa aku lakukan, karena aku tak ingin membuat masalah baru. Cukup sudah aku memaki saat rasa sakit karena penghianatan kedua orang yang aku percaya terbongkar dulu. Aku tak ingin memperpanjang masalah itu lagi. Bagiku mereka berdua adalah masa lalu yang sudah aku kubur di dalam buku yang sudah aku tutup di hari penikahanku dengan Argan.
Untung kekauan diantara kami itu segera mencair saat Argan datang.  “suamimu datang Al, selamat ya buat pernikahan kalian semoga jadi keluarga samawa” ucap Ali yang menyadarinya duluan dan bergegas pergi dari tempat itu. “Ammin” ucapku singkat penuh harap.
“Hai sayang lama ya nunggunya” ucap Arga memelukku dan mengecup keningku. “Gak kok mas, yuk pulang” ucapku merangkul lengannya, Argan membukakan pintu mobil untukku dan kami pun berlalu dari tempat itu, aku tak ingin menceritakan peristiwa yang terjadi antara aku dan Ali tadi, biarlah itu hanya menjadi rahasiaku seorang.
Malam harinya adikku Maya datang , “Mbak tadi aku liat Ali keluar dari kantor Mbk lho” lapor Maya  heboh setelah Arga keluar rumah untuk menghadiri acara pengajian mingguan. “Mbak ketemu dia?” tanya Maya masih heboh.
“Iya tadi mbak ketemu dia, kaget dia pas tau mbak udah nikah” ceritaku pelan namun berhasil membuat Maya terlonjak kaget dan mengganti posisi duduknya. Akupun menceritakan apa yang terjadi antara aku dan Ali tadi.
“Bagus akhirnya dia tau kalau mbak bisa dapetin cowok yang jauh lebih baik dari dia” ucap Maya berapi – api dengan suara yang terdengar emosi. Maya adalah salah satu orang yang sangat kecewa karena ulah bodohku dulu yang sempat membuat rencana pernikahan ku dengan Argan gagal.
“Gak usah nikah dah mbk, udah di kasih cowok baik kayak  mas Argan, masih aja ngurusi cowok gak jelas kayak Ali” ucap Maya emosi setiap kali aku mulai galau karena Ali dulu. “Kalau emang Ali itu serius sama mbak pasti dia mau datang ke rumah ketemu mama sama papa gak Cuma ketemu mbak di luar rumah aja” lanjut Maya masih emosi. Aku tertawa setiap melihat tingkah Maya itu namun aku membenarkan apa yang Maya ucapkan itu. Alhamdulillah sekarang itu sudah berakhir aku sudah resmi menjadi istri dari Argan.
“Moga tuh cowok sakit hati, syukur – syukur kalau bisa sadar kalau gak ya berarti emang dia aneh” ucap Maya masih emosi. Aku tertawa.
“udah ah ngomel terus, kayak nenek sakit gigi yang penting kan itu udah lewat, sekarang mbak udah jadai nona Argan Wibawa” jawabku tersenyum dengan dada di busungkan bangga.
“Iya coba dulu mbak gak kepengaruh sama Ali udah nikah dari dulu mbk sama mas Argan dan aku udah punya ponakan karang” jawab Maya nyegir.
“Amiin, doain aja May mbak udah telah men nh hampir satu bulan besok anterin  mbak periksa ke dokter ya mual perut mbak” pintaku manja. “Ya Allah semoga tahun ini aku udah punya ponakan” doa Maya dengan mata berbinar “Aamiin” jawab kami berbarengan. 
Alhamdulillah delapan bulan kemudian aku dan Argan sudah di di beri kepercayaan oleh  Allah SWT lewat sepasang anak kembar laki – laki dan perempuan yang menjadi impianku sejak aku masih single. Sepasang anak kembar itu kami beri nama Rahmana Nur Wibawa Putra dan Rahminah Dwi Ramadhani Wibawa yang lahir pada awal bulan Ramadhan. 

Mendung itu telah pergi dari hidupku,
berganti dengan awan cerah yang menggelayuti lukisan Ilahi.
Banyak cerita yang bergulir di dalam kisah hidupku ini..
mulai dari kisah bahagia penuh tawa hingga kisah sedih penuh air mata..
Semoga kedua mentari kami bisa selalu menjadi penerang untuk kami di dalam menapaki perjalanan hidup kami selanjutnya, Aamiin..

Denpasar, 23 Januari 2018
Pukul 16.36 Wita 




simak cerita sebelumnya di Tentang Desember I di https://alviksyani.blogspot.com/2017/12/style-definitions-table.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...