TENTANG DESEMBER 2
"Saya
terima nikah dan kawinnya Aliyanah Nur Ramadhani binti Suherman dengan mas kawin 5 gram emas dan seperangkat
alat sholat di bayar tunai.
"SAH" ucap semua orang yang
berada di ruangan itu saat Argan
selesai mengucapkan kalimat ijab kabulnya.
Tangis haru
mulai terdengar di ruangan itu mengiringi helaan nafas legaku. Detik ini juga
status ku sudah berubah menjadi Nona
Arganta Wibawa seorang lelaki keturunan
Jawa yang aku kenal dari temanku dua tahun yang lalu. Seorang lelaki yang pernah tersakiti karena ulah gilaku
yang membuat rencana pernikahan yang sudah di susun menjadi berantakan.
Seseorang pria yang aku tau sangat menyayangiku
sehingga mampu mengabaikan lukanya dan memaafkanku, membuat ku sangat
berterimakasih padanya. Tak mudah untukku kembali mendapat kepercayaan dari dia
dan keluarganya namun alhamdulillah dengan niatku yang benar –
benar tulus untuk meminta maaf luka itu
bisa sembuh walau mungkin masih membengkas.
“hm.. kamu jangan aneh – aneh lagi ya sayang,
sekarang rencana pernikahan udah disusun” ucap Argan berulang – ulang agar aku
tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“inshaallah,
bodoh banget aku kalau sampai kayak gitu lagi” jawabku bergidik ngeri karena
takut.
Teringat kembali bagaimana ekpresi kecewa Argan
dan keluarganya saat tragedi pahit itu terjadi satu tahun yang lalu. Masih
terasa jelas bagaimana malu nya aku pada keluarganya karena mengabaikan nasehat
mereka tentang hubunganku dengan Argan. Padahal keluarga sudah menyetujui
hubungan kami dan meminta kami untuk
bersabar hingga acara pernikahan kakak Argan selesai di gelar. Saat itu
kakaknya bilang dalam tradisi keluarganya tidak boleh ada pernikahan yang
terjadi lebih dari satu kali di tahun yang sama.
Bukan Cuma hanya keluarga Argan keluargaku dan
teman – temanku pun kecewa dengan apa yang aku perbuat saat itu. Mereka semua
bingung kenapa aku memilih untuk kembali kepada lelaki yang sudah jelas – jelas
tidak berniat serius untuk menikahiku. (baca
kisahku di halama Blog Ku tanggal 25 Desember 2017 yang berjudul cerita yang
telat di uploud Tentang Desember 1).
Namun ternyata Allah masih memberikan ujian
untukku. Beliau masih menyelipkan sedikit kisah masa lalu yang harus aku hadapi
setelah pernikahanku.
“Aliya” seseorang menyapaku. Saat mengetahui siapa
orang itu aku sempat tersentak kaget dan buru – buru menetralkan hatiku “Aku sudah menikah” ucapku dalam hati.
“Hai Al” jawabku menututupi kekagetanku dengan
senyuman.
“Apa kabar Kamu Al?” tanya Ali balik.
“Alhamdulillah baik” jawabku singkat, “Kamu
gimana?” lanjutku.
“Ahamdulillah baik, kamu lagi ngapain disini?”
tanya Ali saat melihatku tengah berada di jalur tunggu mobil di depan kantorku.
“Lagi nunggu suamiku Li” jawabku santai namun
berhasil membuat Ali terdiam dengan ekpresi wajah yang kaget. Aku lupa kalau
Ali belum mengetahui soal pernikahanku dengan Argan. Aku sengaja tidak
mengundangnya karena tak ingin ada masalah di hari bahagiaku itu. Aku tau Argan
masih menyimpan sedikit luka karena Ali.
“kapan kamu nikah Al?” tanya Ali dengar suara yang
terdengar bergetar.
“Alhamdulillah udah mau dua bulan Al, kamu juga
udah mau nikah kan?” tanyaku basa – basi teringat gosip soal Ali yang membawa
pulang seorang cewek saat dia pulkam dulu.
“kamu
jangan bikin gosip Aliya” jawab Ali tak suka.
“Maaf aku Cuma denger kabar aja” jawabku tak enak
hati.
Tak bisa aku pungkiri ada sedikit rasa kecewa di
hatiku mengingat kegagalan hubungan kami yang sudah berjalan hampir tiga tahun.
Bahkan aku sempat dilanda sakit hati yang cukup lama saat mendengar berita soal
Ali yang membawa cewek pulang disaat
kami baru saja putus.
Betapa sakit hatiku saat mengetahui orang yang
paling anti jadi bahan omongan orang di sekitar membawa pulang seorang cewek di
saat semua tetangga dan keluarga tau kalau kami masih berpacaran. Entah berapa
banyak air mata yang aku keluarkan demi meringankan rasa sakit hati yang amat
sangat karena ulah kedua orang yang aku percaya.
Di tengah keterpurukan itulah Argan datang, awalnya
dia hanya ingin membantuku untuk bangkit dan tersenyum lagi namun karena itu
pula hubungan kami yang sempat memanas mulai mendingin hingga reda terbawa
angin. Arga membantuku menyembuhkan luka hatiku.
Qamarun.... Qamarun... Qamarun Sindanan Nabi Qamarun......
Wajamil..... Wajamil.... Wajamil Sidannan Nabi Wajamil....
Lagu Qomarun mengalun dari handphoneku menampilkan
foto ku dan Argan yang terbalut busana adat jawa kombinasi hijau muda dan putih.
Aku menulis kontak Argan dengan nama My
Husband. “Ya mas aku udah di depan
kantor, tak tunggu ya hati – hati” ucapku saat telpon masuk dari Argan.
“Ternyata kamu beneran nikah sama Argan ya Al”
jawab Ali tersenyum dengan sorot mata yang terlihat sedih, aku terdiam tak tau
harus berkata apa.
Ingin meluapkan emosi karena penghianatan yang Ali
lakukan bersama dewi temanku pun tak bisa aku lakukan, karena aku tak ingin
membuat masalah baru. Cukup sudah aku memaki saat rasa sakit karena
penghianatan kedua orang yang aku percaya terbongkar dulu. Aku tak ingin
memperpanjang masalah itu lagi. Bagiku mereka berdua adalah masa lalu yang
sudah aku kubur di dalam buku yang sudah aku tutup di hari penikahanku dengan
Argan.
Untung kekauan diantara kami itu segera mencair
saat Argan datang. “suamimu datang Al,
selamat ya buat pernikahan kalian semoga jadi keluarga samawa” ucap Ali yang
menyadarinya duluan dan bergegas pergi dari tempat itu. “Ammin” ucapku singkat
penuh harap.
“Hai sayang lama ya nunggunya” ucap Arga memelukku
dan mengecup keningku. “Gak kok mas, yuk pulang” ucapku merangkul lengannya, Argan
membukakan pintu mobil untukku dan kami pun berlalu dari tempat itu, aku tak
ingin menceritakan peristiwa yang terjadi antara aku dan Ali tadi, biarlah itu hanya
menjadi rahasiaku seorang.
Malam harinya adikku Maya datang , “Mbak tadi aku
liat Ali keluar dari kantor Mbk lho” lapor Maya heboh setelah Arga keluar rumah untuk
menghadiri acara pengajian mingguan. “Mbak ketemu dia?” tanya Maya masih heboh.
“Iya tadi mbak ketemu dia, kaget dia pas tau mbak
udah nikah” ceritaku pelan namun berhasil membuat Maya terlonjak kaget dan
mengganti posisi duduknya. Akupun menceritakan apa yang terjadi antara aku dan
Ali tadi.
“Bagus akhirnya dia tau kalau mbak bisa dapetin
cowok yang jauh lebih baik dari dia” ucap Maya berapi – api dengan suara yang
terdengar emosi. Maya adalah salah satu orang yang sangat kecewa karena ulah
bodohku dulu yang sempat membuat rencana pernikahan ku dengan Argan gagal.
“Gak usah nikah dah mbk, udah di kasih cowok baik
kayak mas Argan, masih aja ngurusi cowok
gak jelas kayak Ali” ucap Maya emosi setiap kali aku mulai galau karena Ali
dulu. “Kalau emang Ali itu serius sama mbak pasti dia mau datang ke rumah
ketemu mama sama papa gak Cuma ketemu mbak di luar rumah aja” lanjut Maya masih
emosi. Aku tertawa setiap melihat tingkah Maya itu namun aku membenarkan apa
yang Maya ucapkan itu. Alhamdulillah sekarang itu sudah berakhir aku sudah
resmi menjadi istri dari Argan.
“Moga tuh cowok sakit hati, syukur – syukur kalau
bisa sadar kalau gak ya berarti emang dia aneh” ucap Maya masih emosi. Aku
tertawa.
“udah ah ngomel terus, kayak nenek sakit gigi yang
penting kan itu udah lewat, sekarang mbak udah jadai nona Argan Wibawa” jawabku
tersenyum dengan dada di busungkan bangga.
“Iya coba dulu mbak gak kepengaruh sama Ali udah
nikah dari dulu mbk sama mas Argan dan aku udah punya ponakan karang” jawab
Maya nyegir.
“Amiin, doain aja May mbak udah telah men nh
hampir satu bulan besok anterin mbak
periksa ke dokter ya mual perut mbak” pintaku manja. “Ya Allah semoga tahun ini
aku udah punya ponakan” doa Maya dengan mata berbinar “Aamiin” jawab kami
berbarengan.
Alhamdulillah delapan bulan kemudian aku dan Argan
sudah di di beri kepercayaan oleh Allah
SWT lewat sepasang anak kembar laki – laki dan perempuan yang menjadi impianku
sejak aku masih single. Sepasang anak kembar itu kami beri nama Rahmana Nur
Wibawa Putra dan Rahminah Dwi Ramadhani Wibawa yang lahir
pada awal bulan Ramadhan.
Mendung itu telah pergi dari hidupku,
berganti dengan awan cerah yang menggelayuti lukisan Ilahi.
Banyak cerita yang bergulir di dalam kisah hidupku ini..
mulai dari kisah bahagia penuh tawa hingga kisah sedih penuh air mata..
Semoga kedua mentari kami bisa selalu menjadi penerang untuk kami di dalam menapaki
perjalanan hidup kami selanjutnya, Aamiin..
Denpasar, 23 Januari 2018

Tidak ada komentar:
Posting Komentar