Senin, 23 Juli 2018

Kau Selalu Ada Di Hatiku I

KAU SELALU ADA DI HATIKU I

“ Mas entar malam jadi temenin aku ke acara nikahan temenku kan?” tanyaku lewat telpon. “Iya jadi, berangkat jam 7 kan?” tanya cowok itu balik. “Yups, makasih ya Mas sebelumnya” ucapku senang. “Iya sama –sama, sampai ketemu nanti ya” ucap cowok itu lagi. “Oke,  See You juga” jawabku langsung menutup telpon.
Malam harinya tepat jam 7 malam Mas Budi menjemputku di rumah , “ Ra Budi udah dateng tuh” ucap ibuku sambil mengentuk pintu kamarku. “ Iya Bu bentar lagi aku keluar” jawabku dari dalam kamar. “Yak selesai” ucapku lega dan melangkah keluar kamar. saat sampai di ruang tamu aku melihat Mas Budi sedang duduk. malam ini dia keliatan beda dari sebelumnya membuatku tanpa sadar langsung menghentikan langkahku karena terkesima melihat penampilan Mas Budi malam ini. “Lho kok berhenti Ra?” tanya Ibuku heran saat melihatku berhenti di pintu menuju ruang tamu. “ eh ibu gak kok” ucapku buru – buru menghampiri Mas Budi. “Hai Mas” sapaku saat tiba di depan Mas Budi, Mas Budi tersenyum dan beranjak berdiri. “ Ya udah Tante kami berangkat dulu ya” ucap Mas Budi berpamitan pada Ibuku. “ iya Nak hati – hati ya, Tante titip Rara” jawab Ibuku tersenyum. “ apaan sih ibu nih, mang aku barang dititipin gitu” jawabku sewot tapi ibuku dan Mas Budi hanya tersenyum. “ Ya udah aku berangkat dulu ya Bu, Assalamualaikum” pamitku langsung berbalik dan melangkah mendahului Mas Budi.
Saat aku baru menginjakan kaki di depan pintu masuk acara pernikahan temanku aku melihat beberapa temenku tersenyum melihatku datang bersama Mas Budi. Akupun segera melangkah menghampiri teman- temanku, “Met malam Mas Budi” sapa Mbak Kokom dan Lia berbarengan “Malam juga” jawab Mas Budi tersenyum. “ Ra bentar ya ada telpon masuk nih” ucap Mas Budi langsung menjauh dari kami setelah aku mengangguk. “Cieh.. cieh yang dateng sama Kakak tersayang” ucap teman – temanku tersenyum usil. “ apaan sich gak usah lebay deh” ucapku tersipu malu membuat Mbak kokom dan Lia tertawa. Saat hendak menunggu antrian untuk bersalaman dengan pasangan pengantin Mas Budi datang dan bergabung kembali bersama kami. “  siapa yang nelpon Mas?” tanyaku saat Mas Budi sudah ada di sampingku. “ Temenku Ra dia mau maen ke rumah” jawab Mas Budi singkat, “Trus gimana?” apa kita pulang aja habis ini?”tanyaku lagi. “gak perlu aku udah bilang kalau aku lagi gak ada di rumah kok” jawab Mas Budi santai, aku terdiam.
Yah Budi Harianto cowok cakep dan baik hati yang aku kenal udah hampir setengah tahun ini kami pertama kali bertemu di tempat kerja, saat itu aku baru saja menjadi pegawai baru disuatu Toko dan Mas Budilah pegawai pertama di tempat itu yang mengajakku bicara, kebetulan saat itu kami bertugas mengecek stock barang yang ada di Toko itu. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa namun sejak terjadi suatu peristiwa antara Mas Budi dan Mbak Kokom saat aku sudah tidak bekerja di toko itu lagi hubunganku dengan Mas Budi menjadi lebih akrab bahkan kami jadi sering smsan dan telpon – telponan.
Siang itu aku mendapat sms dari Mbak Kokom dia bilang dia punya berita bagus buatku tentang Mas Budi dan memintaku datang ke rumahnya nanti malam. Walau heran aku menyetujui permintaan Mbak Kokom itu. saat aku datang ke rumahnya, disana udah ada Lia dan Tante Tia (ibu Lia) setelah ngobrol bareng Lia dan ibunya aku langsung bertanya sama Mbak Kokom tentang berita bagus apa yang dia bilang tadi siang. walau sempat menggodaku akhirnya Mbak Kokom mau cerita juga tentang berita bagus yang dia bilang.
“ Kom Rara mana?” tanya Mas Budi saat bertemu dengan Mbak Kokom di toko tadi siang. “ ada di rumah, kenapa?” tanya Mbak Kokom balik. “enggak kenapa sich Cuma kangen aja sama Rara, sepi nih gak ada Rara salam ya buat Rara” ucap Mas Budi tersenyum. selesai menceritakan itu semua Mbak Kokom, Lia dan Tante Tia tertawa dan mulai usil menggodaiku mereka semua mendukung hubunganku dengan Mas Budi bahkan Mbak kokom dan Tante Tia yang sama – sama sering bertemu Mas Budi di tempat kerja bersedia menjadi mak coblang buatku jelas saja hal itu membuatku kaget sekaligus heran tapi aku berusaha untuk mengelak. namun saat itu hpku berbunyi 1 sms masuk ke hpku, saat tau sms itu dari Mas Budi, Mbak kokom, Lia dan Tante Tia jadi makin heboh dan makin semangat untuk menggodaiku apalagi saat Mbak kokom yang sengaja mengirim sms buat Mas Budi untuk mengetes Mas Budi jadi harus menelan kekecewaan karena Mas Budi lama membalas smsnya karena Mas Budi bilang sedang smsan denganku. 
Mas Budi juga pernah menelponku hampir 1 jam Cuma untuk menasihatiku dan menghiburku saat aku bilang lagi bingung. bahkan Mas Budi pernah minta tolong ke Mbak kokom untuk mencarikanku pacar yang bener – bener baik buatku ketika Mbak kokom yang sedang menjalankan aksinya sebagai mak comblang bilang ingin menjodohkanku dengan teman cowoknya. Mas Budi bilang aku masih terlalu polos sehingga dia gak mau aku di permainkan oleh seorang cowok, bahkan Mas Budi mau menjadi jaminan buatku untuk dapetin cowok yang emang bener – bener aku inginkan asal aku mau berusaha, jelas saja semua perhatian dan kebaikan Mas Budi itu membuatku makin menyayanginya dan menganggapnya lebih dari seorang kakak tapi aku sadar aku tidak akan bisa memilikinya makanya aku berusaha tegar dan enjoy menjalani hubunganku dengan Mas Budi seperti saat ini.
“Hei kok kamu ngelamun sih Ra?” tanya Mbak Kokom saat kami hendak menikmati makanan yang disajikan. “ Eh gak kok aku gak ngelamun” jawabku tergagap karena kaget. “ enggak gimana? Jelas – jelas kamu lagi ngelamun pakai acara ngeles lagi” lanjut Lia sewot, aku terdiam. “ kamu baik – baik aja kan?” tanya Mas Budi yang duduk disampingku. Aku mengangguk. Selesai makan dan ngobrol dengan pengantin juga teman – teman, aku dan Mas Budi pulang duluan. “Makasih ya Mas udah mau nemenin aku keacara nikahan temenku” ucapku setelah kami sampai di depan rumahku, Mas budi tersenyum dan mengangguk. “ gak mampir dulu Mas?” tawarku. “gak usah deh Ra udah malem nih, salam aja buat ibumu ya” tolak Mas Budi halus. “Oke deh, hati – hati di jalan ya Mas” ucapku lagi Mas Budi mengangguk dan segera pergi meninggalkan rumahku.
Beberapa hari kemudian Tok.. tok… “ Ya masuk” jawabku dari dalam kamar. “ ada apa Bu?” tanyaku saat melihat Ibuku datang. “ ada Budi tuh di luar” jawab ibuku singkat membuatku yang sedang asyik membaca buku langsung menghentikan kegiatan membacaku dan bergegas menemui Mas Budi. “ tumben Mas dateng gak bilang-bilang?” tanyaku setelah sampai di depan Mas Budi. “ iya nih Ra kebetulan aku lewat sini makanya sekalian mampir deh, kamu sibuk gak?” tanya Mas Budi balik Aku menggelang “gak kok Mas, kenapa?” tanyaku lagi. “ jalan Yuk, Bt nih!” Jawab Mas Budi datar. “Mo kemana?” tanyaku lagi. “Hm… ke tempat Mul aja yuk kamu pingin kesana kan?” tanya Mas Budi tersenyum membuatku ikutan tersenyum. “Oke deh aku ganti baju dulu ya” ucapku semangat dan langsung pergi meninggalkan Mas Budi. setelah berpamitan dengan ibuku kami langsung pergi meninggalkan rumahku.
Saat sampai di rumah Mas Mul aku tau kalau Mas Mul kaget melihatku dateng berduaan sama Mas Budi dan aku pun refleks berkata, “ gak usah bikin gosip deh” tapi Mas Mul hanya tertawa mendengar ucapanku. cukup lama kami berada di rumah Mas Mul hingga akhirnya Mas Budi mengajakku pulang karena jam sudah menunjukan jam setengah 9 malam kami pun segera berpamitan dengan Mas Mul dan keluarganya sebelum pergi meninggalkan rumah Mas Mul.
“ Mas masih Bt gak?” tanyaku saat kami melangkah beriringan menuju parkiran. “Masih dikit, kenapa?” tanya Mas Budi balik. “Jalan – jalan lagi yuk, terserah Mas deh mau kemana aku temenin, gimana?” tawarku ramah. “Thanks tapi udah malem lho Ra N’tar kamu dicariin sama ortumu lagi” jawab Mas Budi, “Udahlah Mas toh ibuku udah tau aku pergi sama Mas tenang aja lagi” jawabku tersenyum. setelah berunding sebentar kami memutuskan pergi ke pantai. Kali ini ada yang berbeda dengan Mas Budi karena biasanya kalau sedang bersamaku atau teman – teman kami Mas Budi tidak banyak bicara tapi malam ini saat kami sedang berdua Mas Budilah yang banyak bicara membuatku heran sekaligus surprize dan malam itu aku makin merasa salut kepada Mas Budi karena dia tipe orang yang mandiri banget dan gak akan minta bantuan orang lain selama dia masih bisa menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga dia selalu berusaha menyelesaikan semua masalahnya sendiri.
Hari ini tanggal 22 desember merupakan hari ulang tahunku dan aku bersyukur banget karena keinginanku yang ingin merayakan Ultahku tahun ini bersama orang yang aku sayang terkabul. kebetulan hari ini Mas Budi sedang libur kerja sehingga sejak siang Mas Budi sudah menemaniku smsan bahkan dia berniat untuk datang ke tempat kerjaku dan menemaniku bekerja setelah pulang dari rumah temannya namun karena temannya mengajak Mas Budi jalan – jalan ke taman kota Mas Budi batal datang ke tempat kerjaku dan berjanji akan menemaniku jalan – jalan nanti malam, namun sial baru pergi sebentar dengan Mas Budi hujan turun dengan derasnya membuat langkah kami menuju pantai gagal. kamipun segera berteduh menunggu hujan benar – benar reda karena Mas Budi tidak mau basah – basahan selain itu dia  juga menghawatirkan keadaanku yang baru sembuh dari sakit.
Namun kebersamaanku bersama Mas Budi berakhir tepat di awal tahun 2011 padahal malam tahun baru tanggal 31 Desember 2010 aku masih bisa mengobrol lewat telpon dengan Mas Budi karena tidak jadi merayakan tahun baru bersama, tapi entah mengapa sejak tgl 1 Januari 2011 nomer Mas Budi tidak pernah aktif lagi, tapi aku terus saja berusaha menghubungi nomer Mas Budi setiap hari hingga tidak terasa 1 bulan telah berlalu aku mulai putus asa karena sudah Loss Contact dengan Mas Budi. hal itu membuat Mbak kokom, Lia dan Tante Tia yang awalnya mendukung hubunganku dengan Mas Budi berbalik menentang hubungan kami Mereka kecewa karena Mas Budi hilang begitu saja bahkan Mbak Kokom jadi males meladeniku jika aku mulai curhat tentang Mas Budi.
Hari berganti hari dan bulan berganti bulan tidak terasa 3 bulan sudah berlalu Mas Budi masih saja tidak ada kabar berita tapi aku masih terus saja teringat dengannya, hingga akhirnya aku tau dari Mbak Kokom kalau Mas Budi sudah punya pacar, Mbak Kokom bilang saat dia dalam perjalanan pulang kerja dia bertemu dengan Mas Budi yang sedang goncengan dengan seorang cewek sambil berpelukan. saat mendengar cerita Mbak Kokom itu aku shock dan langsung terdiam bahkan aku langsung jatuh sakit keesokan harinya. jelas saja hal itu membuat Mbak kokom, Lia dan Tante Tia prihatin dan mengomeliku mereka memintaku untuk melupakan Mas Budi. “aku juga maunya kayak gitu, tapi aku gak bisa aku masih terus keinget sama Mas Budi” jawabku membela diri setiap kali ada orang yang menyuruhku untuk melupakan Mas Budi.
Entah mengapa hingga saat ini aku masih belum bisa melupakan Mas Budi, Aku masih berharap bisa bertemu lagi dengannya supaya aku bisa menanyakan alasan apa yang membuat dia menghilang seperti ini. aku sudah berusaha bertanya pada teman – temannku yang mengenal Mas Budi tentang keberadaan Mas Budi saat ini namun mereka semua tidak tau bagaimana keadaan Mas Budi sekarang mereka Cuma tahu kalau Mas Budi sudah tidak bekerja lagi di tempatnya yang dulu.  

NB :  Mungkin hati ini tak ingin kau kembali,
namun mimpi ini selalu aku banggakan
dan disaat terindah bersama dirimu
kan selalu ada di setiap jejak langkahku.
Dan tak pernah aku sesali cintaku untukmu
karena bagiku tlah milikimu sudah cukup untukku.
Kemanapun aku pergi selalu sepi tanpamu.
Dimanapun aku berpijak selalu hadir bayangmu.
(Repvblik_Sudah Cukup)

Lirik lagu Repvblik diatas yang berjudul Sudah cukup aku rasa bisa menggambarkan bagaiman perasaanku sejak Mas Budi Menghilang begitu saja dari kehidupanku. tapi dimanapun Mas Budi berada aku berharap Mas selalu berada dalam lindungan TUHAN YME.  

SEKIAN 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...