Senin, 23 Juli 2018

Kau Selalu Di HatiKu III

Kau Selalu Ada Di Hatiku III 

Malam ini aku memenuhi undangan Mbak Kokom untuk hadir di acara Ulang tahunnya, saat aku sedang menunggu pacarku memarkirkan motornya seseorang menabrakku. “Aduch”  keluhku refleks saat seseorang menabrakku. “Maaf ” ucap orang yang menabrakku membuatku langsung menoleh,  “ Mas Budi” ucapku kaget.  “Rara” balas Mas Budi gak kalah kagetnya.  “Mas Budi aku kangen banget sama Mas” ucapku yang tanpa sadar langsung memeluk Mas Budi.
 “Rara” ucap seseorang di belakangku membuat kami  sama – sama langsung melepaskan diri dari berpelukan . “Mas Har” ucapku kaget dan buru- buru menghampiri Mas Har,  “Tenang dulu Mas biar aku jelasin, dia ini Mas Budi” ucapku pelan sambil memandang Mas Har membuat Mas Har langsung refleks memandang kaget ke arah Mas Budi, aku menunduk. “Mas Budi kenalin ini Mas Har cowokku” lanjutku lagi sambil memandang Mas Budi dan Mas Har bergantian, walau hanya sekilas aku dapet melihat Ekpresi kaget di wajah Mas Budi tapi dia langsung mengontrol diri dan tersenyum, “Harry” ucap Mas Har sambil mengulurkan tangannya. “Budi” jawab Mas Budi menjabat tangan Mas Har.
“Kamu baik – baik aja kan sayang?” tanya Mas Har saat kami sudah berada di dalam ruangan tempat acara diadakan, aku mengangguk. “Udah gak usah bohong gitu aku tau gimana perasaanmu sekarang kok mending kamu samperin aja Budi tadi aku lihat dia masih duduk di luar” ucap Mas Har santai membuatku refleks memandangnya, dia tersenyum tapi aku masih diam. Mas Har menghela nafas sejenak,  “udah gak usah banyak mikir buruan samperin Si Budi dan selesaiin masalah kalian aku bakalan nunggu disini kok” ucap Mas Har lembut sambil menggegam tanganku, aku mendongak untuk memandangnya dan aku liat senyum tulus menghiasi wajah Mas Har. “ Makasih ya Mas” ucapku memeluk Mas Har sebelum melangkah pergi meninggalkannya.
“Mas Budi” ucapku saat menemukan Mas Budi sedang duduk sendirian di teras rumah sambil menghisap rokoknya. “Rara” jawab Mas Budi langsung meletakkan rokoknya di asbak yang berada di sebelahnya, “Kok Sendiri, Harry mana?” tanya Mas Budi celingukan ke sekeliling kami saat melihatku datang sendiri, Aku terdiam dan menunduk berusaha mengontrol diri, saat ini perasaanku benar-benar kacau dan  tidak menentu antara seneng, sedih dan takut.  “Ada apa Ra?” tanya Mas Budi heran sambil memegang lenganku dan tanpa bisa aku tahan lagi aku langsung memeluknya dan menangis di dalam pelukannya. “Hei... Hei... jangan kayak gini donk Ra gak enak sama sekitar” ucap Mas Budi cemas sambil memandang kesekeliling tempat itu tapi aku tidak perduli dan makin mengeratkan pelukanku. “Aku kangen banget sama Mas, Mas kemana aja sich kok ngilang gitu aja?” tanyaku disela tangisku membuat Mas Budi terdiam.
Setelah aku tenang dan melepaskan pelukanku, Mas Budi langsung mengajakku duduk. “Maafin aku ya Ra udah buat Kamu jadi gini” ucap Mas Budi menghela nafas sejenak sebelum memulai ceritanya dan malam itu aku tau kalau selama 4 bulan ini Mas Budi di hadapkan oleh banyak masalah yang berujung dengan dikeluarkannya dia dari tempat kerjanya yang dulu, aku terdiam mendengarkan ceritanya namun yang membuatku makin shock dan kehilangan kata – kata adalah gosip yang mengatakan Mas Budi sudah punya Pacar itu benar, Mas Budi bilang saat sedang dilanda banyak masalah itu ceweknya datang dan menjadi penyemangat baginya sehingga membuat perasaan Mas Budi luluh juga. “N’tar kalau waktunya udah tiba kamu juga bakalan kenal sama dia kok” jawab Mas Budi tersenyum saat aku minta di perkenalkan dengan ceweknya. 
“tapi ngomong- ngomong lama gak  komunikasi kamu udah punya pacar aja karang, kenal dimana?” tanya Mas Budi sambil menghisap rokoknya yang baru di hidupkannya. Walau sempat ragu aku pun menceritakan awal pertemuanku dengan Mas Har hingga akhirnya bisa pacaran seperti saat ini, Mas Budi tersenyum dan manggut – manggut saat mendengarkan ceritaku. “Syukur deh kalau kamu udah punya pacar karang, kayaknya Harry itu baik kamu jalanin baik – baik ya hubungan kalian ini” ujar Mas Budi tersenyum memandangku, aku terdiam. “Ya udah masuk yuk gak enak nih sama Kokom” ucap Mas Budi berdiri dan membantuku bangun. “Terima Kasih Tuhan kau sudah mengijinkanku untuk bertemu Mas Budi malam ini” ucapku dalam hati saat melangkah beriringan dengan Mas Budi.
  “ Ya Ampun Rara dari mana aja sich kamu, kasian tuh Si Har kamu tinggal sendirian” ujar Mbak Kokom sewot saat melihatku datang. Belum sempat Aku Menjawab Mas Budi sudah buka suara duluan “Hai Kom, Selamat ulang Tahun ya” jawab Mas Budi mengulurkan tangannya, “Makasih” jawab Mbak Kokom menjabat tangan Mas Budi. “Ya udah aku mau ke tempat Yono dulu ya” pamit Mas Budi langsung menghampiri Mas Yono dan kawan – kawan.  “Kenapa Mbak?” tanyaku saat melihat Mbak Kokom memandangku curiga. “Eits... jangan curiga dulu Mbak, Aku gak ada apa- apa kok sama Mas Budi n aku bisa berduaan sama dia juga karena Mas Har yang nyuruh kok” ujarku menjelaskan untuk membela diri tapi Mbak Kokom masih memandangku tidak percaya. “Iya Kom aku yang nyuruh Rara nemuin Budi” ucap Mas Har yang tiba – tiba sudah berada di sampingku membuatku bisa menghela nafas lega.  “Oke kalau gitu” ucap Mbak Kokom langsung meninggalkan kami berdua.
“Mas” ucapku terhenti, “ada apa sayang?” tanya Mas Har santai. “Maaf ya udah ninggalin Mas sendirian” ujarku pelan membuat Mas Har tertawa.  “apaan sich Sayang, gak usah minta maaf gitu kamu kan gak ada buat salah” Jawab Mas Har memegang daguku, “tapi..” ucapku terhenti karena Mas Har keburu merangkulku dan mengajakku untuk mengambil minuman. Saat itulah kami berpapasan dengan Mas Budi yang tersenyum memandang kami dan berlalu begitu saja. “Gimana masalahmu sama Budi, udah kelar?” tanya Mas Har membuyarkan lamunanku. “Ehm” aku berguman dan mengangguk menjawab pertanyaan Mas Har, “Syukur deh kalau gitu” ucap Mas Har tersenyum dan menggandeng tanganku menuju meja hidangan. Saat ini aku bener – bener bingung perasaanku bimbang banget antara tetap bertahan disamping Mas Har seperti saat ini atau kembali menghampiri Mas Budi yang duduk tidak jauh dari meja hidangan.
Saat  tengah bingung itulah handphoneku bergetar satu sms masuk ke handphoneku. “Sms dari siapa Yank?” tanya Mas Har sambil menyodorkan segelas minuman ke tanganku. “Mbak kokom Mas katanya dia mau ketemu aku, tak tinggal bentar ya” pamitku memandang Mas Har dan segera melangkah pergi saat Mas Har mengangguk.   “Maafin aku Mas karena udah bohong sama Mas” ucapku dalam hati karena sebenarnya itu buka sms dari Mbak Kokom melainkan sms dari Mas Budi yang pamit pulang duluan. “Lho Ra kenapa kamu keluar?” tanya Mas Budi saat melihatku datang. “Kok diem, ada apa sich Ra?” tanya  Mas Budi saat melihatku diam memandangnya. “gak ada apa – apa sich, titi dj ya Mas moga Qta bisa ketemu lagi” ucapku tersenyum sedih. Mas Budi tersenyum dan memegang kepalaku “apaan sich Ra kayak mau pisah selamanya aja, Qta pasti ketemu lagi kok” jawab Mas Budi bijak, aku tersenyum.
“Ya udah masuk sana Ra gak enak kalau diliat Harry n yang lain” ucap Mas Budi langsung memakai helmnya dan siap untuk pergi tapi aku mencegahnya membuat Mas Budi mengerutkan alis heran saat memandangku tapi aku tidak perduli dan kembali memeluk Mas Budi. “Hei Ra udah donk jangan kayak gini gak enak kalau diliat orang” jawab Mas Budi mulai panik akupun langsung melepakan pelukanku dan menjauh dari Mas Budi “titi dj ya Mas n sampai ketemu lagi” ucapku berusaha tegar walau aku merasa air mataku sudah menumpuk di pelupuk mataku dan siap untuk tumpah kapan saja.
Melihat mataku yang berkaca - kaca Mas Budi langsung melepas helmnya dan turun dari motor untuk menghampiriku dan langsung memelukku membuatku kaget sekaligus seneng. “Udah  jangan nangis gitu semua akan baik - baik aja kok” ucap Mas Budi menghiburku membuatku tidak kuat lagi dan kembali menangis dalam pelukannya. “Maafin aku ya Ra” bisik Mas Budi tepat ditelingaku aku menggangguk. “Ya udah aku pulang dulu ya n kamu buruan masuk gak enak sama Harry”ucap Mas Budi melepas pelukannya, mengelap air mataku dan langsung pergi meninggalkan tempat itu.
“Sayang kamu habis nangis ya?” tanya Mas Har saat aku kembali berada di sampingnya. Aku menggeleng. “enggak kok Mas Cuma kelilipan aja n ngantuk juga, pulang yuk” pintaku pada Mas Har. “tumben jam segini kamu udah ngantuk?” tanya Mas Har heran membuatku sempat melotot kaget. “Hm... iya nih ngantuk banget kecapean kali” ucapku kembali berbohong membuat Mas Har memandang curiga kearahku namun langsung mempercayaiku saat melihatku menguap berkali-kali. “Wuih untung bisa nguap beneran” ucapku dalam hati. Setelah berpamitan dengan Mbak Kokom dan teman – teman aku dan Mas Har langsung pergi meninggalkan tempat itu.
“Thanks ya Mas buat malam ini” ucapku setelah kami sampai di depan rumahku. “iya sayang sama-sama, ya udah masuk gih n buruan tidur kamu udah ngantuk kan?” ucap Mas Har perhatian. “gak mampir dulu Mas?” tawarku ramah. “gak usah deh Sayang udah malam nich lagian kamu juga udah ngantuk jadi besok-besok aja deh aku mampirnya” jawab Mas Har berdiri dan mengecup keningku serta kedua pipiku. “Met Malam Sayang Met bobo n mimpiin aku ya” ucap Mas  Har Pede. “Insya Allah” ucapku singkat membuat Mas Har tertawa dan kembali memegang daguku. “Ya udah Sayang aku pulang dulu ya salam buat Orang tuamu” pamit Mas Har langsung menghidupkan motornya. “Iya hati – hati ya Sayang” ucapku tersenyum dan melangkah masuk ketika Mas Har hilang di tikungan.
Sesampainya di kamar saat aku hendak ganti baju handphoneku berdering dan satu sms masuk ke handponeku. Saat mengetahui siapa pengirim sms itu aku hampir saja menjerit saking girangnya karena sms itu berasal dari cowok yang paling aku kangenin saat itu yaitu Mas Budi dan malam itu aku smsan dengan Mas budi hingga aku tertidur.
Malam ini aku bersyukur sekali karena bisa bertemu kembali dengan orang yang paling aku sayang dan aku nanti selama beberapa bulan ini namun saat mengingat status kami yang sudah tidak sendiri lagi sekarang kebahagiaan yang aku rasa menguap begitu saja dan aku kembali menangis keesokan harinya.

NB : Sempat.......... 

tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu,

Kini...  Ku tau bagaimana caraku untuk  dapat terus denganmu..

Bawalah pergi cintaku ajak kemana pun kau mau

Jadikan Temanmu, Temanmu paling  kau cinta.

Disinikupun begitu, terus cintaimu dihidupKu

Di dalam hatiku sampai  waktu yang mempertemukan......

kita nanti.. 

(Afgan_Bawalah Cintaku).


  Yah lagu Afgan diatas aku rasa bisa mencerminkan perasaanku saat ini dan aku harap baik aku ataupun Mas Budi bisa bahagia dengan pasangan Kami masing-masing. (Amin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...