TENTANG DESEMBER 3
Pagi hari yang cerah di PAUD Amanah
“Aliyanah” panggil seseorang di sebelahku.
“Dewi” ucapku kaget.
“Aliyanah
maafin aku”ucap Dewi langsung memelukku. Tak lama aku mendengar suara isak tangis Dewi
yang terasa memilukan hati. Ini adalah pertemuan pertamaku dengan Dewi sejak dia memutuskan untuk merebut Ali dari tanganku beberapa tahun yang lalu.
Berkali-kali dia mengucapkan kata maaf untukku, tapi aku hanya diam. Rasa kecewa yang aku rasakan dulu untuknya memang masih membekas di hatiku hingga saat ini. Rasa kecewa akan penghianatannya bersama Ali mantanku.
Berkali-kali dia mengucapkan kata maaf untukku, tapi aku hanya diam. Rasa kecewa yang aku rasakan dulu untuknya memang masih membekas di hatiku hingga saat ini. Rasa kecewa akan penghianatannya bersama Ali mantanku.
Terbayang kembali bagaimana terpuruknya aku
dulu saat kesalahan Dewi dan Ali terbongkar. Namun bayangan Argan dan kedua
anak kembarku berhasil menyadarkanku untuk kembali kemasa sekarang.
“Ikhlaskan
Aliyanah, Kamu sudah bahagia dengan Argan dan anak kembarmu saat ini”
ucap suara lain di otakku.
Aku lepaskan pelukan Dewi dari tubuhku.
Wajahnya terlihat berantakan karena air mata. Aku ambil tisu di tas kecilku dan
aku berikan kepadanya.
Dari situ aku tahu kalau Dewi tidak menikah dengan Ali. Dewi memutuskan untuk meninggalkan Ali saat masa pacaran mereka memasuki bulan kedua. Rasa bersalah yang Dewi rasakan kepadaku terus memberatkan langkahnya untuk tetap berpacaran dengan Ali saat itu.
Dari situ aku tahu kalau Dewi tidak menikah dengan Ali. Dewi memutuskan untuk meninggalkan Ali saat masa pacaran mereka memasuki bulan kedua. Rasa bersalah yang Dewi rasakan kepadaku terus memberatkan langkahnya untuk tetap berpacaran dengan Ali saat itu.
“Sudah Wi jangan nangis lagi, itu udah jadi
bagian masa lalu aku” jawabku tersenyum.
“Assalamualaikum Bunda” ucap Rahma dan Rahmi menghentikan
curhatan Dewi.
“Walaikumsalam sayangnya bunda” ucapku memeluk
kedua anak kembarku setelah mereka selesai mencium tanganku.
“Bunda itu ayah, ayo bunda kita pulang” ucap
Rahmi menarik tanganku, saat melihat Argan sudah menunggu kami di depan.
“Iya bunda ayo pulang, kan habis ini kita mau
kerumah eyang” lanjut Rahma semangat.
“Udah sana Al, time is money right?” ucap Dewi mendorong tubuhku pelan.
“Sampai ketemu Wi” ucapku tersenyum. Dewi
memelukku kembali.
“Selamat untuk hidup barumu Al, semoga
kebahagiaan selalu menyertai hidupmu dan keluargamu” doa Dewi tulus.
“Aamiin” ucapku pelan.
“Sekali lagi tolong maafin aku AL” ucap Dewi
sedih, aku mengusap punggungnya.
“Udah Wi jangan sedih lagi, Allah pasti udah
nyiapin jalan terbaik untuk hidup kamu saat ini, sabar ya” nasihatku panjang
yang di aminin Dewi.
“Mama” seorang anak perempuan berambut pendek
menghampiri kami.
“Assalamualaikum Erin” sapa si kembar
bersamaan.
“Walaikumsalam Rahma. Rahmi” jawab Anak itu
tersenyum lebar.
“Ya udah aku duluan ya Wi, salam buat
suamimu” ucapku, tapi Dewi malah meneteskan air mata kembali.
“Maaf Wi aku salah ngomong ya?” tanyaku
panik. Dewi menggeleng buru-buru menghapus air matanya sebelum Erin anaknya
melihat.
“Suamiku sudah di rebut temenku Al” jawab
Dewi pelan, berhasil membuatku terperanjat kaget. Aku terdiam, bingung mau
menjawab apa.
“Mungkin ini balasan dari perbuatan burukku ke
kamu dulu Al” lanjut Dewi tersenyum getir.
“Astagfiraoulohaldzim Wi, jangan ngomong gitu”
protesku kaget.
“Aku salah Al, aku udah jahat sama kamu dulu”
sesal Dewi dalam. Aku memeluknya.
“Wi jujur aku memang kecewa banget sama kamu,
tapi aku gak pernah mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi sama kamu ataupun
Ali” lanjutku menghela nafas sejenak.
“Iya Aliyanah, aku tau kok, kamu itu bukan
tipe orang yang kayak gitu” jawab Dewi memegang lenganku.
“Bunda belum selesai ya ngobrolnya?” tanya
Rahmi polos.
“Udah Al, kasian si kembar sama suamimu” Dewi
yang menjawab.
Kedua tanganku di tarik pelan oleh anak
kembarku Aku pun bergegas pergi dari
tempat itu..
“Dada
mama Erin” ucap si kembar melambaikan tangannya kearah Dewi dan Erin. Lambaian
tangan mereka berdua mengiringi kepergianku dan anak kembarku dari tempat itu.
Karma
itu ada dan berlaku selamanya....
Satu
pepatah bijak yang aku yakini kebenarannya hingga saat ini..
Denpasar, 28 Agustus 2018
Pukul 13.30 Wita
Pukul 13.30 Wita
Akhir kisah Tentang
Desember.
Simak Cerita sebelumnya Tentang Desember II di https://alviksyani.blogspot.com/2018/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar