Kamis, 25 Oktober 2018

CLARA (Karyaku yang Gagal di Lomba Cerpen Tema Penghianat yang diadakan Autho Greget)


CLARA

“Clara itu aneh” ucap sebuah suara saat mendapati seorang gadis cantik tengah duduk menyendiri di sebuah kursi yang berada paling ujung dari sisi taman sekolah itu. Kursi favorite Clara yang selalu dia duduki setiap jam istirahat tiba. Clara akan dudut di kursi itu dengan ditemani sebuah buku yang selalu berganti dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tebal halaman buku yang di bacanya.

 “Biarin aja kak” satu kalimat  yang selalu Clara ucapkan setiap kali ada yang berbicara seperti itu kepadanya. 

Rossa menghela nafas sejenak. Sudah tak terhitung berapa banyak ucapan serupa yang dia dengar untuk adiknnya itu. Dan jawaban Clara selalu seperti itu. Hal itulah yang membuat Rossa cemas akan kondisi adiknya.

Rossa merindukan sosok Clara yang ceria seperti beberapa tahun yang lalu sebelum pahitnya penghianatan Clara rasakan seperti saat ini. Penghianatan yang membuat pribadi Clara menjadi tertutup dan suka menyendiri.

Banyak yang berusaha mendekati atau menemani Clara karena prihatin dengan keadaan Clara itu. Namun Clara selalu menghindar. Dia tak ingin merasakan sakit lagi karena penghinatan-penghianatan lain yang akan menjadi tamu di dalam hidupnya, yang bisa meruntuhkan tembok tegar yang dengan susah payah Clara bangun dari puing-puing hati yang hancur karena penghianatan.

Rossa ingat saat itu Clara pulang sekolah dengan ekpresi wajah yang berseri-seri.

“Kak Rossa aku jadian sama Iqbal” cerita Clara semangat sembari memeluk Rossa yang tengah bersantai di ruang keluarga.

“Wah selamat ya dik, semoga hubungan kalian langgeng” ucap Rossa membalas pelukan Clara. Rossa tahu, Iqbal adalah laki-laki pertama yang berhasil merebut hati Clara dengan segala tingkah lakunya yang membuat Clara jatuh hati kepadanya.

Hari-hari bahagia Clara di mulai. Iqbal selalu mengantar jemput Clara dan mengerjakan tugas bersama Clara setiap harinya. Iqbal juga berhasil mendapatkan restu dari seluruh keluarga Clara. karena kehadiran Iqbal dalam hidup Clara berhasil mengubah Clara jadi pribadi yang lebih rajin dari sebelumnya hingga Clara berhasil masuk peringkat tiga besar di kelasnya.

“Wah selamet ya Clara. akhirnya adikku yang malas ini bisa masuk tiga besar” ledek Rossa tertawa saat Clara memberi tahu keluarganya mengenai prestasi membanggakannya di sekolah. Clara yang tengah bahagia akan prestasinya itu ikutan tertawa seolah tidak mengubris ledekan dari kakakknya itu.

“Iqbal terima kasih ya sudah buat anak tante jadi juara dua di kelas” ucap Frida ibu Clara.

“Iya tante sama-sama, Clara itu sebenarnya pintar kok Cuma malas aja” jawab Iqbal tersenyum.

“Hm.. sayang  jahat deh, masa ceweknya di katain malas sh” protes Clara memanyunkan bibirnya. Mengundang tawa di antara mereka semua.

“Oke sebagai hadiah untuk keberhasilan  kalian ini, nanti malam ayah ajak kalian semua untuk makan malam bersama di tempat biasa kita dinner” ucap Ramon ayah Clara tersenyum bangga.

“SETUJU” teriak Clara dan Rossa bersamaan.

Sesuai rencana malam itu Iqbal dan keluarga Clara makan malam di sebuah rumah  makan yang menjadi tempat makan favorit keluarga Clara. Mereka tidak tahu kalau malam itu akan menjadi awal kehancuran untuk hubungan Clara dan Iqbal akibat kehadiran orang ketiga.

BRUKK...

“Maaf” ucap Iqbal saat tak sengaja menabrak seorang wanita yang hendak memasuki rumah makan tersebut.

“IQBAL” teriak wanita itu girang, langsung memeluk Iqbal tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang tengah ramai pengunjung.

“Raisa” ucap Iqbal tak kalah kagetnya saat mendapati cinta pertamanya yang sempat pergi dari hidupnya selama beberapa tahun hadir kembali di hidupnya malam ini.

“Kamu apa kabar? Aku kangen lho sama kamu” ucap Raisa senang.

“Iqbal” ucap Clara yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka.

“Sayang” ucap Iqbal kaget buru-buru menghampiri Clara yang terdiam kaget.

“Raisa kenalin ini pacar aku Clara” lanjut Iqbal memperkenalkan Clara kepada Raisa. Belum sempat Raisa menjawab, seorang wanita setengah baya datang menghampiri mereka semua.

“Iqbal, apa kabar nak?” ucap perempuan itu langsung memeluk Iqbal yang terdiam.

“Tante Ida , aku baik tan. Tante gimana?” tanya Iqbal balik.

“Tante juga baik. Akhirnya kita ketemu juga nak. Raisa nanyain kamu terus nih sejak kami kembali kesini, iya kan sayang?” goda Ida ibunda Raisa.

“Apaan sih ma, jangan ngomong gitu gak enak sama pacar Iqbal ini” ucap Raisa memegang bahu Clara.

“Hai Clara salam kenal ya, aku Raisa teman kecil Iqbal” ujar Raisa mengulurkan tangannya.

“Clara” jawab Clara singkat menjabat tangan Raisa.

“Wah maaf ya Clara tante gak ada maksud apa-apa kok, Raisa dan Iqbal memang dekat dari dulu” ujar Ibunda Raisa tak enak hati. Clara hanya tersenyum walau cemburu mulai membakar hatinya.

“Ya udah Iqbal kita kesana dulu ya” ucap Raisa berlalu dari tempat itu bersama keluarganya.

“Iqbal” ucap Rossa yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka berdua.

“Kak Rossa” ucap Iqbal dan Clara kaget.

“Kamu jangan macem-macem ya Bal” ucap Rossa memperingatkan Iqbal akan apa yang baru saja dilihatnya.

“Enggak kakak, aku sama Raisa Cuma temenan aja” ucap Iqbal serius.

Awalnya Clara sudah melupakan kejadian di rumah  makan itu, namun lagi-lagi peristiwa tidak mengenankan yang melibatakan Raisa kembali menghampiri hubungannya dengan Iqbal. Sore itu saat Rossa tengah berjalan – jalan dengan Clara. Rossa melihat Iqbal tengah jalan berdua dengan Raisa kearah toko baju yang ada di salah satu mall di tempat itu.

Rossa yang lebih dulu menyadari hal itu buru-buru mengajak Clara pergi dari mall itu dengan alasan apa yang Rossa cari tidak ada di tempat itu. Tanpa curiga Clara segera menuruti perkataaan Rossa itu. Sialnya saat mereka melewati arena Food Court yang berada di dekat jalan keluar, pandangan Clara tidak sengaja tertuju kearah Raisa dan Iqbal yang tengah makan di salah satu food court. Tanpa bisa di cegah, Clara langsung mendekati mereka berdua.

“Iqbal” ucap Clara terhenti. Selaput air mata sudah menggenangi kedua matanya. Clara datang tepat di saat Raisa dengan manjanya memanggil Iqbal dengan sebutan sayang sembari menyuapi Iqbal dengan sesendok Es krim yang ada di tangan Raisa.

 “Kamu keterlaluan Bal” ucap Rossa marah. Rossa memandang Raisa yang terdiam dengan pandangan murka. Andai saja ini bukan di tempat umum mungkin Rossa sudah menampar Raisa dan menyiramkan minuman mereka kearah Iqbal.

 “Iqbal jahat Kak” ucap Clara berurai air mata. Rasa sakit ikut Rossa rasakan akan apa yang terjadi hari ini. Rossa tidak menyangka kalau cinta pertama adiknya berakhir seperti ini. Butuh waktu lama untuk Clara bangkit dari patah hatinya.

Beberapa bulan sejak hari kehancuran hubungan Clara dan Iqbal. Sekolah Clara kedatangan murid baru yang bernama Jonathan. Ketampanan Jonathan menjadi virus baru untuk siswi-siswi yang berada di sekolah itu.

“Jonathan itu cakep banget ya Ra” ucap Yeni teman sebangku Clara.

“Biasa aja” ucap Clara malas, melirik Jonathan sekilas dan kembali sibuk dengan buku bacaannya.

“Idih Clara mah cowok cakep kayak Jonathan di bilang  biasa. Iqbal itu  yang biasa kali Ra” jawab Yeni asal langsung memandang Clara kaget seolah sadar akan kesalahan perkataannya barusan.

“Maaf Ra” ucap Yeni tak enak hati.  Clara terdiam, hatinya terasa ngilu setiap kali mendengar nama itu. Memang semenjak hari menyakitkan itu Clara selalu menghindari Iqbal. Clara bersyukur bisa pisah kelas dengan Iqbal saat mereka sudah mulai masuk sekolah kembali.

“It’s Oke Yen, aku ke toilet dulu ya” ucap Clara buru-buru melangkah keluar kelas untuk menyembunyikan hujan air mata yang sebentar lagi membajiri wajahnya.

BRUKK...

“Maaf” ucap Clara saat dirinya tidak sengaja menabrak seseorang akibat tirai air mata yang mulai memenuhi matanya, merabunkan pandangannya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya seseorang yang barusan di tabrak Clara. Clara mendongak dan melihat Jonathan sudah berada di depannya.

“Iya” jawab Clara singkat, buru-buru melangkah pergi.

Diam-diam Jonathan mengikuti langkah Clara. Jonathan melihat Clara tengah menangis sesegukan di pojokan taman. Peristiwa itu membuat Jonathan yang memang anti melihat air mata merasa iba. Dia ingin menjadi sandaran untuk Clara. Semenjak hari itulah Jonathan selalu memperhatikan Clara diam-diam.

“Boleh aku duduk disini?” tanya Jonathan saat menemukan Clara tengah menyendiri di kursi favoritenya. Dia tidak mau sembunyi lagi.

“Silahkan” ucap Clara singkat kembali sibuk dengan tulisannya.

“Puisi yang bagus, kenapa gak ikut lomba mading aja” ucap Jonathan saat  melihat apa yang Clara tulis.

“Gaklah Jo, aku gak bakat nulis kok” Jawab Clara membereskan perlengkapan tulisnya. Jonathan tersenyum.

 “Jo” panggil Clara. Jonathan menoleh.

“Ya?” tanya Jonathan.

“Kenapa kamu mau ada di dekatku di saat semua orang ngatain aku aneh?” tanya Clara heran.

“Karena aku sayang kamu” jawab Jonathan cepat. Berhasil membuat Clara kaget dan terdiam.

“Aku pengen jadi pelindungmu Clara. Aku gak mau ngelihat kamu nangis sendiri lagi” lanjut Jonathan sedih. Clara memandang wajah lelaki tampan di sampingnya. Ada keseriusan yang Clara lihat dari pancaran mata Jonathan yang membuat Clara mau membuka hatinya kembali untuk Jonathan. Benar saja setelah mereka lulus sekolah Jonathan melamar Clara dan mereka menikah setahun kemudian.

********** 

Denpasar, 10  September 2018 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...