CLARA
“Clara itu aneh” ucap sebuah suara saat mendapati seorang
gadis cantik tengah duduk menyendiri di sebuah kursi yang berada paling ujung
dari sisi taman sekolah itu. Kursi favorite Clara yang selalu dia duduki setiap jam
istirahat tiba. Clara akan dudut di kursi itu dengan ditemani sebuah buku yang
selalu berganti dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tebal halaman buku yang
di bacanya.
“Biarin aja kak”
satu kalimat yang selalu Clara ucapkan setiap
kali ada yang berbicara seperti itu kepadanya.
Rossa menghela nafas sejenak. Sudah tak terhitung berapa
banyak ucapan serupa yang dia dengar untuk adiknnya itu. Dan jawaban Clara
selalu seperti itu. Hal itulah yang membuat Rossa cemas akan kondisi adiknya.
Rossa merindukan sosok Clara yang ceria seperti beberapa
tahun yang lalu sebelum pahitnya penghianatan Clara rasakan seperti saat ini. Penghianatan
yang membuat pribadi Clara menjadi tertutup dan suka menyendiri.
Banyak yang berusaha mendekati atau menemani Clara karena
prihatin dengan keadaan Clara itu. Namun Clara selalu menghindar. Dia tak ingin
merasakan sakit lagi karena penghinatan-penghianatan lain yang akan menjadi
tamu di dalam hidupnya, yang bisa meruntuhkan tembok tegar yang dengan susah
payah Clara bangun dari puing-puing hati yang hancur karena penghianatan.
Rossa ingat saat itu Clara pulang sekolah dengan ekpresi
wajah yang berseri-seri.
“Kak Rossa aku jadian sama Iqbal” cerita Clara semangat
sembari memeluk Rossa yang tengah bersantai di ruang keluarga.
“Wah selamat ya dik, semoga hubungan kalian langgeng”
ucap Rossa membalas pelukan Clara. Rossa tahu, Iqbal adalah laki-laki pertama yang berhasil
merebut hati Clara dengan segala tingkah lakunya yang membuat Clara jatuh hati
kepadanya.
Hari-hari bahagia Clara di mulai. Iqbal selalu mengantar
jemput Clara dan mengerjakan tugas bersama Clara setiap harinya. Iqbal juga
berhasil mendapatkan restu dari seluruh keluarga Clara. karena kehadiran Iqbal
dalam hidup Clara berhasil mengubah Clara jadi pribadi yang lebih rajin dari
sebelumnya hingga Clara berhasil masuk peringkat tiga besar di kelasnya.
“Wah selamet ya Clara. akhirnya adikku yang malas ini
bisa masuk tiga besar” ledek Rossa tertawa saat Clara memberi tahu keluarganya
mengenai prestasi membanggakannya di sekolah. Clara yang tengah bahagia akan
prestasinya itu ikutan tertawa seolah tidak mengubris ledekan dari kakakknya
itu.
“Iqbal terima kasih ya sudah buat anak tante jadi juara
dua di kelas” ucap Frida ibu Clara.
“Iya tante sama-sama, Clara itu sebenarnya pintar kok
Cuma malas aja” jawab Iqbal tersenyum.
“Hm.. sayang jahat
deh, masa ceweknya di katain malas sh” protes Clara memanyunkan bibirnya.
Mengundang tawa di antara mereka semua.
“Oke sebagai hadiah untuk keberhasilan kalian ini, nanti malam ayah ajak kalian semua
untuk makan malam bersama di tempat biasa kita dinner” ucap Ramon ayah Clara tersenyum bangga.
“SETUJU” teriak Clara dan Rossa bersamaan.
Sesuai rencana malam itu Iqbal dan keluarga Clara makan
malam di sebuah rumah makan yang menjadi
tempat makan favorit keluarga Clara. Mereka tidak tahu kalau malam itu akan
menjadi awal kehancuran untuk hubungan Clara dan Iqbal akibat kehadiran orang
ketiga.
BRUKK...
“Maaf” ucap Iqbal saat tak sengaja menabrak seorang
wanita yang hendak memasuki rumah makan tersebut.
“IQBAL” teriak wanita itu girang, langsung memeluk Iqbal
tanpa memperdulikan keadaan sekitar yang tengah ramai pengunjung.
“Raisa” ucap Iqbal tak kalah kagetnya saat mendapati
cinta pertamanya yang sempat pergi dari hidupnya selama beberapa tahun hadir
kembali di hidupnya malam ini.
“Kamu apa kabar? Aku kangen lho sama kamu” ucap Raisa
senang.
“Iqbal” ucap Clara yang tiba-tiba sudah berada di antara
mereka.
“Sayang” ucap Iqbal kaget buru-buru menghampiri Clara
yang terdiam kaget.
“Raisa kenalin ini pacar aku Clara” lanjut Iqbal
memperkenalkan Clara kepada Raisa. Belum sempat Raisa menjawab, seorang wanita
setengah baya datang menghampiri mereka semua.
“Iqbal, apa kabar nak?” ucap perempuan itu langsung
memeluk Iqbal yang terdiam.
“Tante Ida , aku baik tan. Tante gimana?” tanya Iqbal
balik.
“Tante juga baik. Akhirnya kita ketemu juga nak. Raisa
nanyain kamu terus nih sejak kami kembali kesini, iya kan sayang?” goda Ida
ibunda Raisa.
“Apaan sih ma, jangan ngomong gitu gak enak sama pacar
Iqbal ini” ucap Raisa memegang bahu Clara.
“Hai Clara salam kenal ya, aku Raisa teman kecil Iqbal”
ujar Raisa mengulurkan tangannya.
“Clara” jawab Clara singkat menjabat tangan Raisa.
“Wah maaf ya Clara tante gak ada maksud apa-apa kok,
Raisa dan Iqbal memang dekat dari dulu” ujar Ibunda Raisa tak enak hati. Clara
hanya tersenyum walau cemburu mulai membakar hatinya.
“Ya udah Iqbal kita kesana dulu ya” ucap Raisa berlalu
dari tempat itu bersama keluarganya.
“Iqbal” ucap Rossa yang tiba-tiba sudah berada di antara
mereka berdua.
“Kak Rossa” ucap Iqbal dan Clara kaget.
“Kamu jangan macem-macem ya Bal” ucap Rossa memperingatkan
Iqbal akan apa yang baru saja dilihatnya.
“Enggak kakak, aku sama Raisa Cuma temenan aja” ucap
Iqbal serius.
Awalnya Clara sudah melupakan kejadian di rumah makan itu, namun lagi-lagi peristiwa tidak
mengenankan yang melibatakan Raisa kembali menghampiri hubungannya dengan
Iqbal. Sore itu saat Rossa tengah berjalan – jalan dengan Clara. Rossa melihat
Iqbal tengah jalan berdua dengan Raisa kearah toko baju yang ada di salah satu
mall di tempat itu.
Rossa yang lebih dulu menyadari hal itu buru-buru mengajak
Clara pergi dari mall itu dengan alasan apa yang Rossa cari tidak ada di tempat
itu. Tanpa curiga Clara segera menuruti perkataaan Rossa itu. Sialnya saat
mereka melewati arena Food Court yang
berada di dekat jalan keluar, pandangan Clara tidak sengaja tertuju kearah
Raisa dan Iqbal yang tengah makan di salah satu food court. Tanpa bisa di cegah, Clara langsung mendekati mereka
berdua.
“Iqbal” ucap Clara terhenti. Selaput air mata sudah
menggenangi kedua matanya. Clara datang tepat di saat Raisa dengan manjanya
memanggil Iqbal dengan sebutan sayang sembari menyuapi Iqbal dengan sesendok Es
krim yang ada di tangan Raisa.
“Kamu keterlaluan
Bal” ucap Rossa marah. Rossa memandang Raisa yang terdiam dengan pandangan
murka. Andai saja ini bukan di tempat umum mungkin Rossa sudah menampar Raisa
dan menyiramkan minuman mereka kearah Iqbal.
“Iqbal jahat Kak”
ucap Clara berurai air mata. Rasa sakit ikut Rossa rasakan akan apa yang
terjadi hari ini. Rossa tidak menyangka kalau cinta pertama adiknya berakhir
seperti ini. Butuh waktu lama untuk Clara bangkit dari patah hatinya.
Beberapa bulan sejak hari kehancuran hubungan Clara dan
Iqbal. Sekolah Clara kedatangan murid baru yang bernama Jonathan. Ketampanan Jonathan
menjadi virus baru untuk siswi-siswi yang berada di sekolah itu.
“Jonathan itu cakep banget ya Ra” ucap Yeni teman
sebangku Clara.
“Biasa aja” ucap Clara malas, melirik Jonathan sekilas
dan kembali sibuk dengan buku bacaannya.
“Idih Clara mah cowok cakep kayak Jonathan di bilang biasa. Iqbal itu yang biasa kali Ra” jawab Yeni asal langsung
memandang Clara kaget seolah sadar akan kesalahan perkataannya barusan.
“Maaf Ra” ucap Yeni tak enak hati. Clara terdiam, hatinya terasa ngilu setiap
kali mendengar nama itu. Memang semenjak hari menyakitkan itu Clara selalu
menghindari Iqbal. Clara bersyukur bisa pisah kelas dengan Iqbal saat mereka
sudah mulai masuk sekolah kembali.
“It’s Oke Yen, aku ke toilet dulu ya” ucap Clara
buru-buru melangkah keluar kelas untuk menyembunyikan hujan air mata yang
sebentar lagi membajiri wajahnya.
BRUKK...
“Maaf” ucap Clara saat dirinya tidak sengaja menabrak
seseorang akibat tirai air mata yang mulai memenuhi matanya, merabunkan
pandangannya.
“Kamu baik-baik saja?” tanya seseorang yang barusan di
tabrak Clara. Clara mendongak dan melihat Jonathan sudah berada di depannya.
“Iya” jawab Clara singkat, buru-buru melangkah pergi.
Diam-diam Jonathan mengikuti langkah Clara. Jonathan melihat
Clara tengah menangis sesegukan di pojokan taman. Peristiwa itu membuat
Jonathan yang memang anti melihat air mata merasa iba. Dia ingin menjadi
sandaran untuk Clara. Semenjak hari itulah Jonathan selalu memperhatikan Clara
diam-diam.
“Boleh aku duduk disini?” tanya Jonathan saat menemukan
Clara tengah menyendiri di kursi favoritenya. Dia tidak mau sembunyi lagi.
“Silahkan” ucap Clara singkat kembali sibuk dengan
tulisannya.
“Puisi yang bagus, kenapa gak ikut lomba mading aja” ucap
Jonathan saat melihat apa yang Clara
tulis.
“Gaklah Jo, aku gak bakat nulis kok” Jawab Clara membereskan
perlengkapan tulisnya. Jonathan tersenyum.
“Jo” panggil
Clara. Jonathan menoleh.
“Ya?” tanya Jonathan.
“Kenapa kamu mau ada di dekatku di saat semua orang
ngatain aku aneh?” tanya Clara heran.
“Karena aku sayang kamu” jawab Jonathan cepat. Berhasil
membuat Clara kaget dan terdiam.
“Aku pengen jadi pelindungmu Clara. Aku gak mau ngelihat
kamu nangis sendiri lagi” lanjut Jonathan sedih. Clara memandang wajah lelaki
tampan di sampingnya. Ada keseriusan yang Clara lihat dari pancaran mata
Jonathan yang membuat Clara mau membuka hatinya kembali untuk Jonathan. Benar
saja setelah mereka lulus sekolah Jonathan melamar Clara dan mereka menikah
setahun kemudian.
**********
Denpasar, 10 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar