Kau Selalu Ada Di Hatiku II
Lihat ku disini… kau buatku menangis..
ku ingin menyerah tapi tak menyerah ku coba lupakan tapi ku bertahan
Kau terindah….. Kan selalu terindah aku bisa apa tuk memilikimu
kau terindah… kan selalu terindah harus bagaimana ku mengungkapkannya
kau pemilik hatiku.
(Armada – Kau Pemilik Hatiku)
Yah lirik lagu Armada Diatas yang berjudul Pemilik Hati aku rasa bisa mewakili perasaanku saat ini kepada Mas Budi cowok yang aku sayang yang telah menghilang selama beberapa bulan ini, walau aku sendiri ragu apakah dia masih mengingatku atau tidak sepeti aku yang masih terus mengingatnya hingga saat ini. Padahal saat ini aku sudah memiliki kekasih yang baru yang bernama Mas Har, namun entah mengapa ingatanku tentang Mas Budi tidak pernah hilang dari hati dan fikiranku. Untung Saja Mas Har mau mengerti tentang hal ini sebab dari awal jadian aku sudah menceritakan semua hal tentang Mas Budi supaya bisa menjadi bahan pertimbangan Mas Har untuk menjadi kekasihku, namun ternyata hal itu tidak membuat keinginan Mas Har untuk menjadi kekasihku hilang bahkan Mas Har bersedia menunggu sampai aku benar – benar bisa memberikan seluruh hatiku untuknya. Hal itulah yang membuat aku memutuskan untuk menerima Mas Har sebagai kekasihku.
Namun sayang dua bulan setelah aku jadian dengan Mas Har ingatanku tentang Mas Budi kembali menganggu fikiranku setelah aku mendengar kabar terbaru Mas Budi dari Mas Yono temanku. Mas Yono bilang sekarang Mas Budi kerja bareng saudaranya dan sekitar 2 minggu yang lalu Mas Budi sempat datang ke rumah Mas Yono bareng saudaranya itu Jelas saja kabar dari Mas Yono itu membuatku merasa seneng banget dan makin ingin bertemu dengan Mas Budi namun Mas Yono jadi heran sendiri saat aku menolak sarannya untuk langsung menemui Mas Budi. “Lho kenapa Kamu gak mau nemuin Budi langsung Ra, katanya kamu kangen sama dia?” tanya Mas Yono heran. “Iya sich tapi aku malu Mas buat nyamperin Mas Budi langsung” ucapku pelan. “Ya udah entar kalau aku ketemu sama dia aku bilangin deh kamu kangen sama dia, gimana?” tanya Mas Yono lagi. “Oke deh mas makasih ya” jawabku senang. Mas Yono mengangguk.
“Eits bentar deh” ucap Mas Yono menganggetkanku. “Kenapa Mas?” tanyaku kaget. “Kamu kan udah punya pacar ngapain masih nyari – nyari si Budi?” tanya Mas Yono curiga membuatku terdiam sejenak. “aku lagi gantung Mas sama pacarku antara mau putus apa enggak” jawabku bingung. “lagian aku gak berharap pacaran sama Mas Budi kok aku Cuma nganggep dia kakakku aja” lanjutku cepat untuk membela diri. “O.. gitu, sebenarnya sich Budi pernah bilang sama aku kalau dia tuh Cuma nganggep kamu adiknya aja” cerita Mas Yono. “Iya aku tau kok Mas, mang kapan dia bilang gitu sama Mas?” tanyaku lagi. “Hm.. dia bilang gitu pas Kita mau kepantai bareng tuh lho Rah, masih inget gak?” tanya Mas Yono balik.
“O.. yang itu, Masih kok, Cuma tetep aja aku heran gara – gara dia ngilang gitu aja” jawabku sedih, Mas yono terdiam. “tapi Mas Budi udah punya pacar belum Mas?” tanyaku lagi. “Wah.. kalau soal itu aku gak tau Ra tapi kayaknya sich belum, emang kenapa kamu nanya gitu?” tanya Mas Yono lagi akupun segeran menceritakan tentang Mbak Kokom yang sempat melihat Mas Budi goncengan sama cewek saat Mbak Kokom pulang kerja. “O..gitu, kalau itu sich aku gak tau Ra soalnya pas itu kita gak ada bahas masalah itu sich!” jawab Mas Yono setelah mendengar ceritaku, dan entah mengapa saat mendengar jawaban dari Mas Yono itu aku makin yakin kalau sekarang Mas Budi itu belum punya pacar. Karena dulu Mas Budi pernah bilang ke aku kalau untuk saat ini dia masih belum mikirin soal pacaran karena ingin fokus dengan kerjaannya.
Setelah mengobrol dengan Mas Yono aku langsung menghampiri Mbak Kokom dan Lia untuk memberitahukan berita gembira itu, namun aku harus menelan kekecewaan karena Mbak Kokom dan Lia tidak menunjukan rasa bahagia mereka. tapi aku bisa memakluminya karena menurutku mereka berdua sudah terlanjur kecewa dengan sikap Mas Budi yang menghilang begitu saja. “Menurut Mbak si Budi ngilang tuh karena sikapnya Kamu yang terlalu nunjukin kalau kamu emang ada perasaan sama dia, emang sich kalau perasaan tuh harus diungkapin cuman karena sikapmu yang terlalu nunjukin perasaanmu kedia itu makanya dia jadi ngerasa risih dan jadi gak enak hati sendiri makanya jadi ngejauhin kamu gitu deh” Ujar Mbak Kokom saat mendengar ceritaku tentang Mas Budi.
“ Yups bener tuh, aku juga setuju sama kata – kata Mbak. lagian kamu juga terlalu berharap sich sama dia makanya jadi gini deh sekarang” jawab Lia ikutan komentar, aku terdiam tanpa bisa mengelak karena aku membenarkan perkataan mereka berdua. “Udahlah gak usah sedih gitu kalau emang jodoh juga bakalan ketemu lagi kok n nyatu juga” ucap Lia bijak. “Yups bener tuh Ya, udahlah Ra gak usah terlalu difikirin ya dan kalau bisa jangan terlalu ngarep lagi deh sama Budi biar gak kayak gini terus” nasehat Mbak Kokom, aku mengangguk. “Thanks ya” ucapku tersenyum yang di jawab anggukan Mbak Kokom dan Lia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar