Jumat, 25 Mei 2018

Penunggu Tangga Sekolah (SERI INDIGO 3)

PENUNGGU TANGGA SEKOLAH 

Sore hari di Sekolah Yesi adik Wina

“ERINNNNN” suara teriakan terdengar jelas di telinga Keyra saat dia tengah menuruni tangga di sekolah Yesi.

“Key kamu kenapa?” tanya Wina heran karena Keyra mendadak berhenti melangkah.

“Gak apa-apa Win” jawab Keyra langsung terhenti dan terdiam, matanya tertuju lurus ke dasar tangga di bawah mereka.

“ERINNN” suara itu terdengar lagi di susul suara derap lari dari atas tangga.

Keyra melihat seorang gadis berseragam Putih biru berlari menghampiri sebuah tubuh yang tergeletak di dasar tangga diatas genangan darah tersebut. Anak itu langsung memeluk tubuh cewek itu dan menangis kencang. 

Kecelakaan itu mengundang rasa penasaran dari para siswa dan guru yang berada di dekat tempat kejadian itu, membuat tubuh bersimbah darah itu langsung tertutup oleh kerumunan siswa yang ingin melihat secara langsung apa yang terjadi saat itu.

“Kak Keyra kenapa?” tanya Yesi cemas, Wina menggeleng dia yakin Keyra tengah berinteraksi dengan sesuatu yang tidak kasat mata.

“itu ada yang jatuh dari atas darah nya banyak banget” ucap Keyra takut menutup wajahnya dengan kedua tangan tubuhnya gemetaran. Jelas saja ucapak Keyra itu membuat Yesi dan Wina kaget. Apalagi ini pertama kalinya Yesi melihat dengan mata kepala nya sendiri bagaimana Keyra menujukan Sixt Sensen yang di milikinya.

“Keyra istighfar, gak ada apa – apa disana” ucap Wina mengguncang tubuh Keyra tapi Keyra masih menggigil ketakutan. Saat itulah Pak Raffi guru agama Yesi datang dia langsung menghampiri mereka bertiga.

“dia kenapa Yes?” tanya Pak Raffi kaget sekaligus bingung.

“Kak Keyra lihat orang jatuh pak dari atas” jawab Yesi ketakutan memandang puncak tangga.

Pak Raffi langsung membopong tubuh Keyra ke sebuah kelas yang berada di dekat tangga. Di sadarkannya Keyra dengan air putih y ang sudah di doakan oleh Pak Raffi.

“Adik ini indigo ya?” tanyanya kepada Wina yang masih merangkul Keyra yang sudah tenang. Wina mengganguk.

“Emangnya ada apa pak di tangga?” tanya Yesi penasaran, Keyra memandang Yesi sekilas hendak menjawab pertanyaan Yesi itu namun Pak Raffi mendahului.

Dari situlah mereka tahu jika beberapa tahun yang lalu terjadi tragedi di tangga itu. Salah satu siswi sekolah itu terpeleset saat hendak menuruni tangga yang mengakibatkan nyawa siswi itu melayang selama perjalanan ke rumah sakit.

“Terus cewek yang meluk Erin itu siapa Pak” tanya Keyra pelan membuat Pak Raffi kaget sejenak namun segera menetralkan perasaannya.

“Itu Melani sepupu Erin” jawab Pak Raffi pelan.

Tiba-tiba angin sejuk menghampiri kelas itu disusul dengan sura pintu kelas yang terbuka. Yesi langsung memeluk tubuh wina dan Wina makin mengencangkan rangkulan nya ke tubuh Keyra.

“Dia datang” ucap Keyra pelan berhasil membungkan mulut Wina dan Yesi yang ketakutan.mereka berdua terdiam mematung menanti apa yang akan terjadi setelah in.

 “Stop Erin jangan ganggu kami” ucap Pak Raffi lantang merentangkan kedua tangannya untuk melindungi Keyra, Wina dan Yesi yang terdiam di belakangnya.

“Aku tidak ingin menganggu kalian, aku hanya ingin menyapa kalian” ucap Erin pelan senyum tulus tersungging di bibirnya yang pucat. Keyra menepis tangan Pak Raffi dan melangkah maju menghampiri arwah Erin yang berdiri di depan kelas.

“Salam  kenal nama aku Keya Anastaya, dan dia adalah Wina sahabat aku” ucap Keyra, Erin mengangguk.

”Sekarang kamu pergi ya Erin, besok bapak akan berbicara kepada kepala sekolah agar setiap upacara bendera mengirimkan doa untuk Erin” lanjut Pak Raffi melangkah ke samping Keyra.

“Terima kasih, tapi aku akan tetap menjaga sekolah ini” jawab arwah Erin tersenyum dan berlalu dari hadapan mereka semua.

“Wah Bapak takjub dengan kelebihanmu ini Keyra” ucap Pak Raffi tersenyum memandang Keyra yang tersenyum. Dalam hati Keyra ngedumel karena kelebihannya itu terkadang membuat dirinya tidak nyaman jika berada di suatu tempat dimana ada mereka yang tidak kasat mata disekitarnya.

 “Oke selesai ayo kita pulang” ucap Keyra beranjak bangun. Tubunya masih lemas, walau sudah terbiasa dengan kejadian seperti itu tetap saja Keyra masih terserang lemas jika kejadian seperti ini tengah terjadi dalam hidup Keyra.

Denpasar, 24 Mei 2018 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...