PESAN TERAKHIR RUBBY
“Keyra” panggil
seseorang di samping Keyra mengalihkan pandangan Keyra yang tengah sibuk dengan
tulisan di tangannya.
“Ruby kapan kamu
datang? Kok aku gak denger suara gerbang di buka” ucap Keyra meletakan pulpen yang di pakainya.
“Kamu gak ke
rumahku Key?” tanya Ruby pelan tidak menjawab pertanyaan Keyra yang sebelumnya.
“Emang ada apa di
rumah kamu?” tanya Keyra bingung .
Entah mengapa
Keyra merasa kedatangan Ruby saat ini terkesan ganjal, Wajah Rubby terlihat
pucat.
Kring.. kring..
suara telephone di ruang tengah rumah Keyra berbunyi.
“Bentar ya By”
ucap Keyra beranjak dari kursi di halaman, saat ini hanya Keyra yang berada di
rumah itu, orang tua dan adikknya tengah pergi.
“Inalilahiwainailahi
rojiun” ucap Keyra kaget tak lama setelah mengangkat telephone yang ternyata
berasal dari Biyan kakak Rubby yang mengabarkan kalau Rubby sudah meninggal.
Segera Keyra menuju teras rumahnya, Rubby masih disana dia tersenyum memandang
Keyra,
“Aku tunggu kamu Key” ucap Rubby langsung
menghilang dari rumah Keyra.
“Jadi ini maksud keganjalan yang aku rasa
karena kedatanganmu yang mendadak ini By” ucap Keyra mulai meneteskani air mata.
Rubby adalah
sahabat Keyra yang menderita kelainan jantung sejak Rubby kecil. Hidup Rubby
hanya berkisar antara rumah dan rumah sakit saja karena keluarga Rubby
membatasi aktifitas Rubby setiap harinya. Keyra ingat betapa senangnya Rubby
saat pertama kali Keyra datang ke rumahnya.
“Keyra kamu
datang” ucap Rubby senang langsung memeluk Keyra saat dia baru datang dari
check kesehatan di rumah sakit.
“Iya By kita mau
nonton film bareng kan ini aku udah bawa Flashdisknya” jawab Keyra menunjukan
flasdisk 32 gb nya.
“Iya Key ayo
nonton di kamar ku, Bi Ani minta minum and camilan ya” ucap Rubby memegang tangan Keyra menggandengnya kearah kamar, Keyra menurut.
“Filmnya keren
Key besok kesini lagi ya nemenin aku” ucap Rubby sedih, Keyra memeluknya.
“Jangan sedih
Rubby mulai hari ini aku jadi sahabat kamu, inshaallah kalau aku gak ada
kegiatan aku kesini deh buat nemenin kamu” jawab Keyra tersenyum, Rubby balas memeluknya.
“Makasih Keyra”
jawab Rubby singkat.
Semenjak itu
Keyra rutin datang ke rumah Rubby untuk meneman Rubbi yang kesepian. Hingga akhirnya
mereka harus berpisah karena keluarga Keyra memilih kembali tinggal di kampung
halaman Orang tuanya, alasan orangtuanya disana banyak keluarga yang bisa
menemani Rubby jika orang tuanya sibuk.
“Keyra kamu
kenapa?” tanya seorang wanita cantik berambut pirang dengan gaun model kuno
berwana putih tulang tengah melayang di depan Keyra menyadarkan Keyra yang
tengah bernostalgia dengan masa lalunya.
“Isabella” ucap
Keyra refleks memeluk Keyra.
“Keyra Anastasya
what are you doing?” tanya Isabella kaget buru-buru mendekati Keyra yang terjatuh
setelah membentur pinggiran sofa. Keyra lupa kalau sahabat asingnya itu tidak
bisa dia peluk karena Isabella adalah arwah penunggu di rumah Keyra. Keyra
tersenyum kecut memegangi lututnya yang sakit dan kembali bersedih saat teringat
Rubby.
“Keyra” panggil
Rafli yang sudah sampai di rumah Keyra. Tanpa sepatah katapun Keyra langsung
memeluk sepupunya itu. Sebenarnya Keyra ingin berangkat sendiri ke jawa untuk
menemui keluarga Rubby namun ibunya langsung menentang keras dan meminta Keyra
menunggu Sepupunya Rafli yang akan
mengantar Keyra ke jawa.
“Raf Rubby Raf”
ucap keyra terhenti sesak di dadanya makin terasa.
“Raf ambil air”
perintah Isabella panik buru-buru Rafli membopong tubuh Keyra ke ruang makan
dan mengambilkannya minum. Setelah keadaan Keyra membaik Rafli membantu Keyra
berjalan ke dalam mobil di ikuti oleh Isabellah yang melayang di samping Keyra
raut wajahnya khawatir.
“Come On Raf kita
berangkat” ucap Isabella sesaat setelah mereka berada di dalam mobil.
“Sabar ya Key”
ucap Isabella terus memandang Keyra dia teringat sahabatnya Jennifer yang juga
meninggalkan nya terlebih dahulu akibat sakit yang di deritanya.
Rafli terus
mengenggam tangan Keyra dan menenangkannya setiap kali Keyra menangis.
“Keyra” ucap
suara di belakang mereka.
“O. My god, kamu
menganggetkanku saja Ruby” protes Isabella memegangi dadanya.
“jangan sedih
Keyra aku baik-baik saja” ucap Rubby tersenyum, Keyra hanya diam memandangnya, pipinya
masih basah oleh air matanya.
“Setidaknya aku
udah gak ngerasain sakit lagi Key” ucap Keyra tersenyum getir sorot matanya
terlihat sedih. Keyra tersenyum dalam anggukan menghapus sisa air matanya.
Keesokan harinya
mereka sampai di rumah keluarga besar Rubby kedatangan mereka langsung di
sambut Biyan dan keluarga Rubby yang lain. Biyan memeluk Keyra.
“Makasih udah mau
datang Key, kami nunggu kamu” ucap Biyan tersenyum dengan mata yang berair.
“Sabar ya Kak
Rubby udah seneng kok dia gak ngerasain sakit lagi” ucap Keyra berusaha menahan
tangis. Dia harus kuat supaya tidak menambah beban kesedihan di rumah itu.
“Rubby” ucap
Biyan terhenti, Keyra mengangguk.
“Iya Kak Rubby
datang sesaat sebelum Kakak telpon” jawab Keyra membuat pandangan semua
keluarga Keyra mengarah ke arahnya,
“Keyra indigo”
ucap Biyan kakak Rubby memancing berbagai ekpresi dari keluarga Rubby, Mulai dari
ekpresi kaget hingga takjub bagi angota keluarga yang belum mengetahui hal itu .
“Rubby bilang apa
aja Key?” tanya Maria ibu Rubby.
“Gak ada Tan dia Cuma
bilan mau nunggu saya dan minya kita semua jangan larut dalam kesedihan. Karena
dia baik-baik saja dan tidak merasakan sakit lagi” jelas Keyra tersenyum
memandang Rubby yang berada di pojokan rumah dengan pandangan mengarah ke arah peti
matinya. Dia takut untuk melihat jasadnya sendiri.
Setelah prosesi pemakaman
Rubby selesai Keyra pamit pulang. Sepanjang perjalanan ke parkiran Rubby terus
mengikuti dan tersenyum lega sambil melambaikan tangan nya kearah Keyra dan
yang lain.
“Aku tidak suka
perpisahan” ucap Isabella saat mereka sudah berada didalam mobil. Keyra
menghela nafas sejenak.
“Sudah Bella
jangan sedih lagi percayalah Tuhan lebih menyayangi orang – orang yang dia
jemput cepat menuju ajalnya agar dia tidak merasakan sakit lagi atau berbuat
banyak dosa lagi” ujar Rafli memandang Isabella dari kaca tengah mobil.
Bersambung
Denpasar, 21 Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar