Saat Musim Semi datang Menggantikan Musim Gugur
"Hufh mataku sepet" keluh Yarisa menyenderkan punggungnya di sandaran kursi yang sudah hampir dua jam di dudukinya. Udara sejuk memasuki ruangan itu, membelai lembut wajah Yarisa yang sempat kusut karena kesibukannya di depan laptop sejak dua jam yang lalu.
"Ops sorry" refleks Yarisa saat seseorang dibelakangnya berbalik ke arah Yarisa karena tabrakan kursi yang diduduki Yarisa.
"No problem Risa" jawab suara itu tenang.
"No problem Risa" jawab suara itu tenang.
"Tyo" pekik Yarisa kaget saat Orang itu sudah berhadap-hadapan dengannya.
"Iya Risa, udah selesai tugasnya?" tanya cowok itu ramah.
"Hampir selesai, tugas mu gimana? pasti udah kelar ya?" tebak Yarisa. semua teman dan dosen Yarisa tahu kalau Tyo salah satu mahasiswa teladan di kampus Yarisa.
"Alkhamdulillah udah" jawab Tyo tersenyum. "Boleh aku duduk disini?" tanya Tyo menunjuk kursi kosong di sebelah Yarisa.
"Silahkan" jawab Yarisa santai merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena kebanyakan duduk.
"Perlu aku bantu Risa?' tawar Tyo ramah.
"Thanks Yo tapi udah kelar kok gak usah di bantuin" tolak Yarisa lembut.
"ini buat kamu Ris" ucap Tyo menyodorkan sebotol minuman ke arah Yarisa.
"Kamu udah dari tadi ya disini?" tanya Yarisa curiga saat melihat botol minuman yang Tyo berikan. Yarisa tahu minuman itu hanya di jual di cafe itu saat pagi hari saja. Tyo terdiam.
"Tyo kok diem?" tanya Yarisa memandang Tyo.
"Iya Risa aku beli minuman itu udah dari tadi pagi. Dan aku belinya khusus buat kamu. Soalnya aku tahu kamu selalu kesini tiap mau ngerjain tugas" jawab Tyo panjang lebar dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Makasih Yo jadi gak enak" jawab Yarisa terkekeh membuka tutup botol minum dan menegaknya.
"Santai aja kali Risa. Itung-itung minuman itu buat nyemangati kamu biar semangat ngerjain tugasnya" jawab Tyo santai tetap tersenyum memandang Risa.
"By the way kalau kamu udah disini dari tadi kenapa gak nyapa aku?" protes Yarisa heran.
"Aku gak mau ganggu konsentrasi kamu Ris. karena bagi aku memperhatikanmu dalam diam itu menyenangkan" ujar Tyo terseyum semakin lebar. Menghentikan gerakan tangan Yarisa yang hendak mengerjakan tugasnya lagi.
"Apaan sih yo, gak usah gombal deh" jawab Yarisa tertawa.
"Aku serius Risa" potong Tyo tegas. ekpresi wajahnya berubah menjadi serius.
Yarisa terdiam. selama ini Yarisa sering mendengar kabar angin mengenai Tyo yang menaruh hati kepada dirinya. Namun Yarisa tidak pernah menganggap serius kabar itu. Baginya Tyo sama seperti teman laki-laki lainnya.
Yarisa terdiam. selama ini Yarisa sering mendengar kabar angin mengenai Tyo yang menaruh hati kepada dirinya. Namun Yarisa tidak pernah menganggap serius kabar itu. Baginya Tyo sama seperti teman laki-laki lainnya.
"Kenapa diem Risa?" tegur Tyo menggenggam tangan Yarisa.
"Aku pulang dulu ya udah kelamaan disini kayaknya" sanggah Yarisa buru-buru membereskan laptop dan alat tulisnya. Tyo mencegahnya, di tariknya Yarisa ke dalam pelukannya.
"Tyo lepas jangan bikin malu donk" protes Yarisa panik berusaha melepas pelukan Tyo. Tapi Tyo malah makin erat memeluknya.
"Mau sampai kapan kamu nutup hatimu buat cowok lain Ris? Edo udah pergi! dia gak akan pernah kembali lagi. jasadnya udah ada di perut bumi" Ujar Tyo keras menghentikan rontaan Yarisa yang ingin melepaskan diri dari pelukannya.
"PLAAK" sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Tyo. Yarisa terduduk air mata mengalir deras di kedua matanya membasahi sebagian pakaiannya.
"Maaf Risa Maaf" ucap Tyo sedih kembali memeluk Yarisa dengan erat. Memory mereka kembali ke peristiwa setahun yang lalu. Tentang Yarisa, Edo, Tyo dan Erika.
Edo adalah sahabat Tyo yang meninggal setahun yang lalu akibat sakit yang di deritanya. Pacar pertama Yarisa yang sangat menyayangi Yarisa hingga tidak tega untuk memberitahukan tentang penyakit yang di deritanya kepada Yarisa.
Pria yang rela di benci Yarisa agar Yarisa tidak tahu kalau umurnya sudah tidak panjang lagi. Setengah tahun sebelum kepergiannya, Edo sengaja pura-pura berselingkuh dengan Erika sahabat Edo yang tahu soal penyakit yang di derita Edo.
Namun saat Edo pergi, Erika dan Tyo dengan gigih menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Yarisa. Jelas saja penjelasan mereka berdua itu membuat rasa benci Yarisa kepada Edo luntur tak berbekas.
"Maaf Tyo aku tadi udah nampar kamu" ucap Yarisa sedih, kepalanya tertunduk dalam. Air mata masih tersisa di sudut matanya. Edo merangkulnya.
"Gak apa-apa Risa, aku juga minta maaf udah bawa kamu kembali kemasa lalumu yang menyakitkan. tapi Risa aku benar-benar sayang sama kamu. Kamulah salah satu alasan yang membuat aku masuk ke kampus ini" jawab Edo Menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
"Aku juga gak tau sejak kapan rasa ini tumbuh di hati aku. Yang aku tahu rasa ini mulai tumbuh saat kamu tengah terpuruk karena kepergian Edo setahun yang lalu Ris. maafin keegoisanku ini Risa" ucap Tyo tak enak hati.
Risa menghela nafas berat. di pandanginya lelaki yang selama satu tahun ini terus berada di sampingnya, Laki-laki yang membantu Yarisa bangkit dari patah hatinya karena Edo. Laki-laki yang berusaha selalu ada saat Yarisa butuh sosok seorang pelindung dalam wujud laki-laki selain ayah dan saudaranya.
Yarisa menggenggam tangan Tyo. "Bantu aku untuk tetap berdiri Tyo, hingga Edo hanya ada di memory masa laluku, bukan di masa sekarang ataupun masa depanku" pinta Yarisa terseyum.
Tyo memeluknya. perasaan hangat menyelimuti hati Tyo saat ini. Dalam hati Tyo berkata. "Aku akan jaga permata hatimu ini Edo, kamu bisa istirahat dengan tenang disana sekarang"
"Mungkin ini saatnya aku lepas kamu Edo Rahardjo. istirahatlah dengan tenang di Sisi Tuhan. Inshaallah aku akan baik-baik saja sekarang" ucap Yarisa dalam hati.
Langit biru cerah yang terlihat dari jendela di hadapan mereka seolah menggambarkan senyum Edo yang sudah beristirahat dengan tenang di alam barunya tanpa harus merasakan sakit lagi karena penyakit yang di deritanya.
Denpasar, 8 Agustus 2018
Pukul 15.10 Wita
Pukul 15.10 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar