Rabu, 26 September 2018

ARWAH KORBAN PENGEROYOKAN (SERI INDIGO 7)


Arwah Korban Pengeroyokan
(Seri ke 7)

”Keyra kamu kok nangis?” tanya Wina kaget, saat Keyra mendadak menangis saat mereka tengah menunggu Rafli membeli minum disebuah minimarket di dekat stadiom Bola.

“Kasian banget dia Win, badannya penuh luka” jawab Keyra berurai air mata

“KEYRA TUNGGU” teriak Wina.

“Lho Key, Win kalian mau kemana?” tanya Rafli yang sudah kembali ke parkiran.

“Keyra, Raf” ucap Wina cemas sambil menunjuk kearah Keyra di depannya.

“KEYRA STOP” teriak Rafli, langsung berlari menyusul Keyra yang sudah berjalan menuju parkiran stadion.

“Lepas Raf, aku mau bantuin orang itu, kasian dia. Kamu lihat dia kan” ucap Keyra menunjuk ke sebuah area kosong yang ada di depan mereka.

“Iya aku lihat Key, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa itu sudah takdir hidupnya. Kita hanya bisa bantu doa saja” jawab Rafli sedih.

“Hiks.. hiks..” sayup-sayup terdengar suara isak tangis di area itu di ikuti oleh rintihan minta tolong yang menyayat hati.

“Rafli ayo pergi, aku takut” ucap Wina gemetaran. Sejenak Rafli lupa kalau disitu ada Wina yang hanya seorang gadis biasa.

“Sebentar Win” ucap Rafli menghela nafas sejenak.  Keyra masih histeris. Tangannya terus terjulur ke depan seolah hendak menggapai sesuatu di bawahnya.

“Keyra Stop” ucap Rafli keras meraih tangan Keyra, menarik Keyra kedalam pelukannya. Tangis Keyra belum berhenti, tangannya masih terus mengarah ke tanah kosong di dekatnya.

“Kasian dia Raf, kita harus bantu dia, darahnya banyak banget” protes Keyra makin tidak terkendali.

“Sadar Key jangan sampai tubuh kamu dikuasai mereka” protes Rafli tegas.  “Tolong jangan ganggu kami” pinta Rafli memandang sekeliling mereka.

Wina terdiam melihat kejadian itu  itu. Sunyi dan sepi melingkupi tempat yang berada di dekat perkebunan warga itu. Bahkan suara jangkrik pun tidak terdengar. Rasa takut makin menguasai diri Wina saat atmosfer di sekelilingnya mendadak terasa pengap . Segera Wina memagari dirinya dengan doa-doa yang dia ingat.

“Maaf kami Cuma bisa bantu doa dan bacain Alfatiha buat kamu. Semoga kamu bisa segera beristirahat dengan tenang” ucap Rafli berdiri didepan Keyra dan Wina.

“Alfatiha” lanjut Rafli memberi intruksi kepada Keyra dan wina. Walau bingung wina menuruti perkataan Rafli itu.  “Udah ya Key, sekarang kita pulang” ucap Rafli merangkul Keyra yang terdiam.

Tangisnya sudah berhenti, tapi ekpresi sedih masih sangat terlihat di wajahnya. Rafli membelai lembut rambut Keyra yang berada dalam rangkulannya. Angin dingin menyapu kulit mereka, membangunkan bulu kuduk mereka.

“Ada apa nak?” tanya seorang kakek-kakek yang berada di depan parkiran.

“Gak ada apa-apa Kek, permisi” jawab Rafli cepat, menarik Wina menjauh dari tempat itu sebelum Wina sempat bersuara.

“Rafli, Keyra, sebenarnya ada apa?” tanya Wina bingung, saat mereka sudah berada di dalam mobil yang mulai berjalan menjauhi tempat itu.

“Kakek tadi bukan manusia” jawab Rafli tegas.

“Maksud kamu dia hantu?” tanya Wina kaget.  Rafli mengangguk dan mulai menceritakan apa yang dialami Keyra tadi. Rafli bilang sosok mahkluk yang membuat Keyra histeris tadi adalah salah satu korban penggeroyokan yang tewas di tempat itu.

Wina terdiam tak mampu berkata apapun saat mendengar perkataan Rafli itu. Hawa dingin melewati celah jendela kursi penumpang yang terbuka sedikit. Dengan panik Wina menutup habis kaca jendela disampingnya dan memeluk bantal yang ada di sampingnya.

“Jangan takut Wina, ada aku dan Keyra disini. Kamu berdoa dalam hati aja. Atau baca ayat kursi yang di sambung sama surat 3 Al di akhir jus 30 Al_Quran” nasehat Rafli tenang melihat Wina dari kaca spion yang berada di tengah-tengah kursi pengemudi.

Denpasar, 26 September 2018
Pukul 11.55 Wita
Diadaptasi dari kisah penggeroyokan supporter Persija The Jack
Haringga Sirilla yang meninggal karena di keroyok pendukung persib tgl 23-9-18 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR DARI PERJUANGAN

  Mungkin sudah waktunya untuk mundur dan menyerah..  Ketulusan sudah di sia - sia kan dan rasa sabar sudah mulai habis terkikis oleh rasa s...