Arwah Korban Pengeroyokan
(Seri ke 7)
”Keyra
kamu kok nangis?” tanya Wina kaget, saat Keyra mendadak menangis saat mereka
tengah menunggu Rafli membeli minum disebuah minimarket di dekat stadiom Bola.
“Kasian
banget dia Win, badannya penuh luka” jawab Keyra berurai air mata
“KEYRA
TUNGGU” teriak Wina.
“Lho
Key, Win kalian mau kemana?” tanya Rafli yang sudah kembali ke parkiran.
“Keyra, Raf”
ucap Wina cemas sambil menunjuk kearah Keyra di depannya.
“KEYRA
STOP” teriak Rafli, langsung berlari menyusul Keyra yang sudah berjalan menuju parkiran
stadion.
“Lepas Raf,
aku mau bantuin orang itu, kasian dia. Kamu lihat dia kan” ucap Keyra menunjuk
ke sebuah area kosong yang ada di depan mereka.
“Iya aku
lihat Key, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa itu sudah takdir hidupnya. Kita
hanya bisa bantu doa saja” jawab Rafli sedih.
“Hiks..
hiks..” sayup-sayup terdengar suara isak tangis di area itu di ikuti oleh
rintihan minta tolong yang menyayat hati.
“Rafli
ayo pergi, aku takut” ucap Wina gemetaran. Sejenak Rafli lupa kalau disitu ada
Wina yang hanya seorang gadis biasa.
“Sebentar
Win” ucap Rafli menghela nafas sejenak. Keyra
masih histeris. Tangannya terus terjulur ke depan seolah hendak menggapai
sesuatu di bawahnya.
“Keyra
Stop” ucap Rafli keras meraih tangan Keyra, menarik Keyra kedalam pelukannya. Tangis
Keyra belum berhenti, tangannya masih terus mengarah ke tanah kosong di
dekatnya.
“Kasian dia
Raf, kita harus bantu dia, darahnya banyak banget” protes Keyra makin tidak
terkendali.
“Sadar
Key jangan sampai tubuh kamu dikuasai mereka” protes Rafli tegas. “Tolong jangan ganggu kami” pinta Rafli memandang
sekeliling mereka.
Wina terdiam
melihat kejadian itu itu. Sunyi dan sepi
melingkupi tempat yang berada di dekat perkebunan warga itu. Bahkan suara
jangkrik pun tidak terdengar. Rasa takut makin menguasai diri Wina saat atmosfer
di sekelilingnya mendadak terasa pengap . Segera Wina memagari dirinya dengan
doa-doa yang dia ingat.
“Maaf
kami Cuma bisa bantu doa dan bacain Alfatiha buat kamu. Semoga kamu bisa segera
beristirahat dengan tenang” ucap Rafli berdiri didepan Keyra dan Wina.
“Alfatiha”
lanjut Rafli memberi intruksi kepada Keyra dan wina. Walau bingung wina
menuruti perkataan Rafli itu. “Udah ya
Key, sekarang kita pulang” ucap Rafli merangkul Keyra yang terdiam.
Tangisnya
sudah berhenti, tapi ekpresi sedih masih sangat terlihat di wajahnya. Rafli membelai
lembut rambut Keyra yang berada dalam rangkulannya. Angin dingin menyapu kulit
mereka, membangunkan bulu kuduk mereka.
“Ada apa
nak?” tanya seorang kakek-kakek yang berada di depan parkiran.
“Gak ada
apa-apa Kek, permisi” jawab Rafli cepat, menarik Wina menjauh dari tempat itu sebelum
Wina sempat bersuara.
“Rafli,
Keyra, sebenarnya ada apa?” tanya Wina bingung, saat mereka sudah berada di
dalam mobil yang mulai berjalan menjauhi tempat itu.
“Kakek
tadi bukan manusia” jawab Rafli tegas.
“Maksud
kamu dia hantu?” tanya Wina kaget. Rafli
mengangguk dan mulai menceritakan apa yang dialami Keyra tadi. Rafli bilang sosok
mahkluk yang membuat Keyra histeris tadi adalah salah satu korban penggeroyokan
yang tewas di tempat itu.
Wina terdiam
tak mampu berkata apapun saat mendengar perkataan Rafli itu. Hawa dingin
melewati celah jendela kursi penumpang yang terbuka sedikit. Dengan panik Wina
menutup habis kaca jendela disampingnya dan memeluk bantal yang ada di
sampingnya.
“Jangan
takut Wina, ada aku dan Keyra disini. Kamu berdoa dalam hati aja. Atau baca
ayat kursi yang di sambung sama surat 3 Al di akhir jus 30 Al_Quran” nasehat Rafli
tenang melihat Wina dari kaca spion yang berada di tengah-tengah kursi
pengemudi.
Denpasar, 26
September 2018
Pukul 11.55 Wita
Diadaptasi dari
kisah penggeroyokan supporter Persija The Jack
Haringga
Sirilla yang meninggal karena di keroyok pendukung persib tgl 23-9-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar