Jumat, 11 Oktober 2019

SAAT CINTA TAHU, KEMANA HARUS PULANG



Sebuah Karya tulis yang aku buat terinspirasi dari kisah Pasangan Fenomenal sejak tahun 2014 Aliando dan Prilly lewat Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. 



 Sore itu, di kala senja menghiasi birunya angkasa, duduk seorang pria berkaos merah disebuah kursi taman yang menghubungkan dua rumah sekaligus. Dengan lincahnya tangan sang pria menari diatas kanvas putih yang berdiri tegak di hadapannya.

Seorang wanira berpakaian santai, datang menghampiri sang pria dengan secangkir susu hangat di tangan kanannya. Sang wanita mengambil posisi duduk di sebelah sang pria yang masih sibuk dengan lukisannya.

“Prilly Putus sama Alex Ken.” Lapor sang wanita bernama Siska itu.

“Serius?” tanya sang pria cepat, menghentikan tangannya yang tengah melukis langit senja.

“Iya udah semingguan gitu Ken, Cuma baru ketahuan sekarang.” Jawab Siska sedih. Kenzo tersenyum.

“Kok kamu malah senyun-senyum sih Kenzo?” protes Siska heran.

“Kalau jodoh pasti bakalan nyatu juga.” Jawab Kenzo berteka-teki.

“Jangan bilang kamu mau nyatuin Ali sama Prilly lagi?” tebak Siska serius.

Kenzo tertawa sembari mengacak pelan rambut Siska yang tengah memandangnya.

“Yups bener banget, emang peka best friends ku ini.” Lanjut Kenzo tersenyum. Ingatan  mereka kembali kepada kejadian beberapa bulan yang lalu saat awal-awal Prilly berpacaran dengan Alex.

****


Kenzo, Siska, Prilly dan Ali adalah empat orang sahabat yang sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku SMA. Dimana mereka berempat adalah teman sekelas saat jaman seragam putih abu-abu itu.

Diantara keempat orang itu, memang Prilly terlihat paling dekat dengan Ali, keakraban mereka berdua melebihi keakraban Prilly kepada Siska ataupun Kenzo. Namun karena Ali dan Prilly sudah nyaman dengan status mereka sebagai sahabat, mereka berdua selalu mengelak tiap kali digoda soal perubahan status mereka dari sahabat menjadi pacar.

Siang itu, saat Siska dan Kenzo baru selesai mengantar kertas ujian teman-teman sekelas mereka keruang guru, sekolah mereka sedikit heboh dengan aksi pernyataan cinta Alex kepada Prilly. Sebagai sahabat, Siska dan Kenzo sudah tahu kalau Prilly akan menerima Alex sebagai pacarnya karena Prilly memang menyimpan rasa spesial untuk Alex sang anak baru.

Berita tentang Prilly jadian dengan Alex membuat Siska dan Kenzo merasa tidak enak hati kepada Ali karena teringat keakraban Ali dan Prilly yang tidak biasa itu. Perlahan mereka menghampiri Ali yang masih berada di dalam kelas.

 “Ali.” Panggil Siska, menghentikan kegiatan Ali yang tengah menyanyikan lagu milik band Armada, yang berjudul Asal Kau Bahagia, diiringi suara petikan gitar kesayangannya.

“Hai Sis, Hai Ken.” Sapa Ali balik, meletakkan gitarnya kekursi yang berada disampingnya.

“Kamu baik-baik aja kan?” tanya Siska hati-hati, membuat Kenzo refleks memandangnya.

“Iya aku baik-baik aja, kenapa?” tanya Ali balik dengan senyum herannya.

“Soal Prilly...” ucap Siska terhenti karena Ali sudah memotongnya.

“Jadian sama Alex.” Tebak Ali santai, senyum manis terukir di wajah tampannya. Siska mengangguk.

“Santai aja lagi Sis, Aku sama Prilly kan Cuma sahabatan doank.” Lanjut Ali tersenyum meraih kembali gitar disampimgnya.

“Pulang yuk.” Tutup Ali melangkah lebih dulu keluar kelas.

Kenzo dan Siska saling pandang, mereka tahu Ali tengah berbohog saat ini tentang keadaannya yang baik-baik saja. Namun mereka berdua memilih untuk diam.

Saat mereka melewati taman sekolah, mereka bertemu dengan Prilly yang tengah berada dalam rangkulan Alex pacar barunya.

“Guy’s.” Sapa Prilly menggenggam tangan Alex untuk menghampiri ketiga sahabatnya.

“Aku pulang bareng Alex ya, kalian bertiga hati-hati ya.” Lanjut Prilly tersenyum kepada tiga sahabatnya.

“Yoi deh Pril santai aja, kami duluan ya.” Ucap Kenzo santai. Ujung matanya melirik kearah Ali yang terlihat santai juga. Kenzo tahu, sahabatnya itu tengah menutup apa yang bergejolak didalam hatinya.

Sebelum Alex datang, semua orang yang mengetahui kedekatan Ali dan Prilly mengira mereka berdua berpacaran. Mereka berdua terlihat sangat akrab dan juga romantis bak sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta. Dimana ada Prilly disitu juga ada Ali. Sehingga tak salah jika banyak yang beranggapan kalau mereka berdua memang berpacaran.

“Titip Prilly ya Lex.” Pinta Sisca memandang pasangan baru didepannya itu.

“Iya Sis, kalian bertiga hati-hati ya.” Ucap Alex tersenyum.

Semenjak hari itu, hubungan keempat sahabat itu mulai renggang. Prilly mulai sibuk dengan pacar barunya sehingga waktunya lebih banyak dihabiskan bersama Alex. Awalnya Siska sempat memprotes sikap Prilly itu namun Ali dan Kenzo selalu menenangkannya. Dan meminta Siska bersabar.

****

Allahhu akabar Allahhu akbar..

Suara adzan magrib berkumandang, mengembalikan Siska dan Kenzo kembali kemasa sekarang. Buru – buru Siska membantu Kenzo membereskan alat lukisnya sebelum kembali kerumahnya.

“Jam 7 an aku jemput ya Sis, kamu siap-siap ya.” Ucap Kenzo saat dia dan Siska akan masuk ke pintu rumah masing-masing yang letaknya bersebelahan. Siska mengangguk dan masuk kerumah.

Sesuai rencana, jam tujuh kenzo menjemput Siska dirumahnya untuk menuju tempat janjian mereka dengan Ali dan Prilly. Mereka bertiga sengaja mengadakan makan malam bersama itu untuk menghibur Prilly yang baru saja putus dengan Alex setelah menjalani hubungan kurang lebih enam bulan.

Sesampainya ditempat janjian, mereka melihat Ali tengah bernyanyi sendirian disebuah gazebo yang berada diluar rumah  makan bergaya unik itu. Seperti biasa, Ali selalu ditemani oleh gitar kesayangannya saat tengah sendiri atau bersama orang lain.

Alilah orang pertama yang menggagaskan ide untuk acara malam itu saat dia mendengar kabar soal putusnya Prilly dan Alex dari salah satu teman mereka.

“Ali.” Sapa Kenzo memeluk sekilas sahabatnya itu disusul oleh Siska. Mereka bertiga mulai mengelilingi meja lesehan yang berada ditengah gazebo.

“Prilly kemana sih? Kok jam segini belum datang.” Seru Siska cemas, saat jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat tigapuluh menit.

“Lagi kena macet paling.” Ucap Kenzo santai, berusaha berpikir positive.

Baru saja Kenzo selesai bicara handphone Ali berbunyi. Telpon masuk dari Prilly. Suara Prilly terdengar cemas.

“Oke kamu tunggu disitu, biar aku susul.” Jawab Ali cepat, buru-buru meletakkan gitarnya dan berpamitan kepada Siska dan Kenzo untuk menjemput Prilly.

“Semoga ini jadi awal yang baik buat hubungan mereka berdua.” Ucap Kenzo penuh harap, tersenyum kearah Ali yang berjalan keluar rumah makan.

“Hm.. kenapa baru sekarang kamu ngebet banget buat nyatuin mereka Ken?” Tanya Siska penasaran, melihat reaksi Kenzo itu.

“Siska cantik,, denger ya, kemarin itu Prilly masih milik cowok lain, makanya aku gak pernah bahas ini, tapi sekarang kan Prilly udah sendiri lagi, jadi wajar kan kalau aku dukung mereka buat bersatu lagi.” jelas Kenzo panjang lebar, membuat Siska terdiam karena merasa omongan Kenzo bener adanya.

Siska juga sebenarnya lebih setuju jika Prilly berpasangan dengan Ali, namun sebagai sahabat yang baik, Siska tak mau menghalangi Prilly untuk menerima Alex dulu. 



****

“Ali.” Ucap Prilly penuh kelegaan saat melihat Ali datang.

“Hei kamu baik-baik aja kan?” Tanya Ali cemas melihat kerisauan di wajah cantik Prilly. Prilly mengangguk.

“Aku baik-baik aja Li, makasih ya udah mau nyuslin aku kesini, maaf kalau jadi ngerepotin kamu. Kamu pasti udah ditempat janjian bareng Siska dan Kenzo kan?” ujar Prilly panjang dengan perasaan yang tidak enak di hatinya.

“Hei.. Hei,, kamu jangan ngomong gitu Pril.” Jawab Ali menggelengkan kepalanya.

“Aku gak ngerasa direpotin kamu kok, jadi kamu tenang aja ya.” Lanjut Ali mengusap keringat di wajah Prilly dengan ujung jaketnya, membuat Prilly terharu dan refleks memeluknya.

“Makasih Ali, aku kangen banget sama kamu, maaf ya kemarin-kemarin aku terlalu sibuk sama urusanku sendiri.” Ujar Prilly menyesal, memandang wajah tampan Ali yang berjarak sangat dekat dengan wajahnya sendiri.

“Iya udah, gak usah ngerasa bersalah gitu Prilly, aku sama yang lain ngerti kok.” Jawab Ali tersenyum, mencubit pelan pipi Prilly yang chubby.

Prilly tersenyum dan makin mengeratkan pelukannya ditubuh Ali. Ada perasaan nyaman yang selalu Prilly rasakan setiap kali berada didalam pelukan Ali seperti ini. prilly sangat merindukan sosok Ali yang selalu ada untuknya dulu. 

****

“Ehem, permisi Neng, Den ganggu.” Ucap sang supir yang berada di depan mereka.

“Kenapa pak?” Tanya Prilly melepaskan diri dari pelukan Ali.

“Anu neng, itu kan bannya lagi di benerin, Neng nya mau nungguin atau gimana?” Tanya pak supir pelan.

“Gak usah pak, biar dia bareng sama saya aja.” Jawab Ali tersneyum memandnag Prilly yang tabg ada disampinya.

“Oiya den, makasih ya maaf ya neng perjalanan neng jadi terhambat karena bannya bocor.” Ucap pak Supir tak enak hati.

“Gak apa-apa pak, namanya musibah.” Jawab Prilly tersenyum ramah.

“Ya udah kalau gitu, saya mau bantu tukang tambal bannya lagi ya neng, den.” Jawab pak Supir hendak menghampiri tukang tambal ban.

“Lho bentar pak, ongkosnya belum.” Cegah Prilly cepat membuka tasnya, mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan.

“Gak usah neng, saya kan gak nyelesaiin tugas saya.” Tolak sang supir.

“Gak pak, ini hak bapak.” Jawab Prilly bersikeras menyerahkan uangan limapuluhan itu ke tangan supir Taxi.

“Ya udah hati-hati di jalan pak, kami duluan.” Pamit Ali meraih tangan Prilly, menggandengnya menuju mobil yang terparkir didekat taxi.

“Iya den, makasih, kalian juga hati-hati di jalan ya.” Jawab pak Supir tersenyum.

“Kenapa pak?” Tanya Prilly heran, melihat pak Supir masih senyum-senyum memandang mereka berdua.

“Semoga kalian langgeng ya, saya lihat kalian cocok, muka kalian juga mirip.” Jawab sang supir jujur.

“Aamiin, makasih pak buat doanya, ayo Pril.” Ucap Ali tersenyum keareah pak supir, membuka pintu mobil untuk Prilly.

Jelas saja jawaban Ali itu mengundang tanda Tanya besar di dalam hati Prilly. Karena untuk pertama kalinya sejak kedekatan mereka selama beberapa tahun ini (yang sempat terpotong karena kehadiran Alex), Ali tidak mengelak atau menolak perkataan orang yang mengira mereka sepasang kekasih bukan sahabat.

“Kenapa Prill?” Tanya Ali heran, saat melihat ekpresi aneh di wajah Prilly.

“Gak kenapa, Cuma keinget omongan dan doa pak supir tadi aja, tumben soalnya kamu iyain aja biasanya kan kamu bantah.” Jawab Prilly tertawa dan langsung menghentikan tawanya saat melihat pandangan Ali yang berbeda kepadanya. Belum sempat Prilly bereaksi, handphonenya berbunyi, telpon dari Siska.

“Iya Sis, aku udah sama Ali kok, bentar lagi sampai.” Jawab Prilly memandang jalanan di depannya.

“Iya Siska, maaf ya jadi ngaret akunya.” Lanjut Prilly tak enak hati.

Ali tersenyum melirik Prilly yang ada disampingnya. Ali merindukan sosok Prilly yang sempat menghilang dari kesehariannya sejak Prilly memutuskan berpacaran dengan Alex beberapa bulan yang lalu. Butuh waktu untuk Ali menyesuaikan diri tanpa Prilly disampingnya.

Ali tahu, Kenzo ataupun Siska mengetahui apa yang dia simpan selama ini namun mereka tak ingin membuat Ali semakin terpuruk. Sehingga mereka selalu berusaha menggantikan posisi Prilly disampingnya saat Ali membutuhkan teman. 

****

“Hai Guy, sorry ya aku telat, ban taxi bocor tadi.” Lapor Prilly memeluk Siska, dan Kenzo bergantian saat dia dan Ali sampai di tempat janjian mereka.

“Yoi deh Pril santai aja lagi. kamu mau pesen apa?” Tanya Kenzo lagi.

“Aku mau langsung kesana aja deh Ken, temenin aku yuk Sis.” Pinta Prilly dengan ekpresi manjanya membuat Siska tak bisa menolak.

“Sekalian ini si Ali mau pesen apa, dia belum mesen tadi.” Ucap Kenzo memandang Ali yang sudah duduk disampinya.

“Ali pesen Teh Olong sama pakat ayam bakar kayak biasanya kan?” tebak Prilly tepat sasaran karena sudah hapal dengan menu favorit Ali di rumah makan itu. Ali tersenyum sembari menganggukan kepalanya.

Kenzo dan Siska yang merupakan saksi hidup kedekatan Ali dan Prilly reflek saling pandang dan tersenyum bersamaan. Mereka berdua yakin sebentar lagi Dewi Amore akan datang lagi untuk menyelesaikan tugasnya terhadap hubungan Ali dan Prilly yang sempat terhenti karena kehadiran Alex.

“Ya udah kami pesen makan dulu ya, kenzo mau nambah pesanan gak?” Tanya Prilly.

“Gak Pril, kan udah pesen tadi tinggal nunggu datang aja.” Jawab Kenzo tersenyum. prilly dan Siska pun melangkah menuju meja pemesanan yang berada di dekat pintu masuk rumah makan itu.

“Li aku harap kali ini kamu dan Prilly bisa manfaatin kesempatan kedua yang udah Tuhan kasih sama kalian ya.” Ucap Kenzo tersenyum merangkul bahu Ali.

Inshallah Ken.” Ucap Ali tersenyum, dia tahu kearah mana omongan Kenzo itu.

Tak butuh waktu lama bagi Ali dan Prilly untuk mendapatkan kembali chemistry terbaik diantara mereka berdua malam ini seperti saat Prilly masih jomblo dulu.  

Ali menyadari ada perubahan di dalam hatinya mengenai kejelasan hubungan dirinya dengan Prilly yang sempat bertahan di posisi Sabahat.

Ali tak ingin merasakan rasa sakit sekaligus kesepian lagi seperti saat Prilly pergi dengan Alex kemarin, sehingga Ali bertekad untuk menaikan status persahabatan antara dirinya dan Prilly kearah pasangan.

Ali beruntung karena Prilly juga bersikap yang sama dengan dirinya, sehingga tanpa membutuhkan waktu yang lebih lama lagi Ali memutuskan untuk menjadikan Prilly sebagai pasangan jiwanya dengan langsung melamar Prilly tanpa proses berpacaran lebih dulu alias taaruf.

Ali merasa masa pacaran mereka akan terasa lebih indah dan tidak khawatir akan melanggar norma agama saat mereka sudah terikat dalam satu pernikahan yang sah. Ali beruntung kedua orang tuanya dan juga orang tua Prilly merestui hubungan mereka berdua. Sehingga tak perlu waktu lama untuk mereka menyelenggarakan acara pernikahan mereka saat mereka sudah lulus kuiah. Kenzo dan Siska turut bahagia karena kedua sahabat yang mereka sayangin bisa bersatu kembali.

“Akhirnya kalian nikah juga, selamat ya Al. setidaknya rasa sakit hatimu dulu yang sempat kamu tutupin dari kami berdua saat Prilly pacaran dengan Alex terbayar hari ini, sekarang kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri.” Ujar Kenzo panjang saat dirinya dan Ali tengah menunggu Prilly keluar dari ruang make up untuk acara resepsi pernikahan Ali dan Prilly malam ini.

Allhamdulillah, thanks banget Ken kamu dan Siska selalu support hubunganku dengan Prilly.” Ucap Ali memeluk kedua sahabatnya yang sebentar lagi juga akan menyusul dirinya dan Prilly kejenjang pernikahan.

“Iya Ali, semoga hubunganmu sama Prilly selalu mendapat ridho dari Allah Swt, dan keromantisan kalian bisa terus ada sampai maut memisahkan kalian berdua, aamiin.” Doa Siska tulus beranjak menghampiri Prilly yang sudah keluar dari ruang make up.

Sekuat apa kita menolak nyamannya persahabatan toh akan berakhir ke pelaminan juga kalau memang Tuhan sudah menakdirkan kita bersatu sebagai sepasang kekasih yang sah di mata Agama dan hukum pastinya.




****
 

Nila Alviksyani, 
Denpasar, 11 oktober 2019
Sebuah karya tulisku, 
untuk pasangan tergemes dan teromantis di era tahun 2015,
Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina  
Salam pecinta APL, DPL dan semua yang mendukung hubungan mereka berdua.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pasrahku padaNYA Sang Maha Kuasa

Tidak semua yang kita ingini bisa kita dapatkan…  Tak jarang apa yang kita inginkan dan perjuangkan dengan banyak usaha dan air mata hanya...